Sabtu, 29 April 2023

Tentang Do'a Qunut dalam Shalat

Imam Ahmad bin Hambali > Qunut Naziilah pada setiap shalat fardu. 

Imam Abu Hanifah > Tidak Qunut, mengambil dalil dari peristiwa Bir al Mauna, turunyai Al Quran Surat Al-'Imran ayat 128

لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ
Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad) apakah Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.

Imam Asy Syafi'i > Qunut Subuh, dalilnya dari Ibnu Umar, diajarkan oleh Nabi kpd cucunya al Hasan kalimatnya :

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكَ لِن فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Allahummah dinii fii man hadairs, wa 'aafiinii fii man 'aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a'thaits, wa qi nii syarra maa qadlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa 'alaik, wa innahuu laa yadzillu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaits.
("Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk,
berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan.
Tolonglah aku di antara orang-orang yang Engkau beri pertolongan,
berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan,
Karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atasMu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Maha Tinggi.").

Imam Malik > Qunut Subuh pada rakaat ke-2 setelah i'tidal bacaan qunut nya di sirkan.

Sumber : Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA, link https://youtube.com/shorts/zaRlfPHuzHY?feature=share,

Kamis, 27 April 2023

AIK-2 IBADAH SHOLAT

 MATERI AIK-2

o Pendahuluan dan kontrak perkuliahan: 

o A. Nama Mata Kuliah dan Jumlah SKS 1. 

o 1. Nama Mata Kuliah di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, disingkat AIK

o 2. Jumlah jam pembelajaran dan SKS masing-masing PTM dapat berbeda, minimal 8 SKS dan maksimal 12 SKS. 

o Jumlah Jam/Kredit : AIK II 100 menit/Minggu (2 sks) Prasyarat : AIK 1

o AIK I (Kemanusiaan dan Keimanan), 

o AIK II (Ibadah, Akhlak dan Muamalah). 

o AIK III (Kemuhammadiyahan), 

o AIK IV (Islam dan Ilmu Pengetahuan). 

o Pedoman ini hanya mengatur jumlah minimal SKS yang wajib diselenggarakan oleh semua PTM.


B. Tujuan Pendidikan AIK 

Tujuan umum pendidikan AIK adalah terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi munkar. 

Tujuan umum tersebut dijabarkan menjadi tujuan yang lebih terukur (Tujuan Khusus) sebagai berikut: 

1. AIK I: Membentuk sarjana muslim yang mengenal diri dan Tuhan, misi, tujuan dan manfaat hidupnya sebagaimana dituntunkan dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah. 

2. AIK II: Membentuk sarjana muslim yang taat dan benar dalam beribadah, unggul dalam bermuamalah, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. 

3. AIK III: Membentuk sarjana muslim sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah yang mampu beramar makruf nahi munkar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

4. AIK IV: Membentuk sarjana muslim yang berjiwa dan berperilaku cendekia (ulul albab).


C. Standar Kompetensi Lulusan. Setelah menyelesaikan program pendidikan ini mahasiswa memiliki kompetensi sebagai berikut: 

1. Mengetahui dan memahami hakekat Tuhan, manusia dan kehidupan sesuai dgn tuntunan Al-Qur’an dan Hadits yang shahih dan ilmu pengetahuan (AIK I) 

2. Mengamalkan tata cara beribadah yang benar berdasarkan alQur’an dan as-Sunnah maqbullah (AIK II). 

3. Berakhlakul karimah dalam bermuamalah yang bermanfaat bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara (AIK II). 


2. Hakekat Ibadah: 

o a. Konsep ibadah; 

o Konsep ibadah adalah mencakup segala apapun yg dikerjakan dan dilakukan dengan niat yg ikhlas karena Allah (karena semata-mata menaati perintah Allah dan mengharap keridhaan-Nya). (Qs.51/56, Qs. 98/5). 

o b. Ibadah mahdhah dan ghaira mahdhah; 

o (Ibsdah Khusus & Ibadah Umum). 

o Ibadah Mahdah adalah ibadah yg sudah jelas perintah dan tata cara pelaksanaannya. ibadah yang tatacaranya, waktunya, dan bahkan tempatnya sudah ditentukan aturan pelaksanaannya. Contonya : Shalat, Zakat, Puasa, Haji 


o Ibadah Ghaira Mahdah adalah ibadah umum.  Ibadah ghaira mahdhah-mu'amalah.  Misalnya: menuntut ilmu dengan niat ibadah (mengabdi mencari ilmu dengan ridha Allah),  pegawai yang berniat supaya pengabdiannya atau pekerjaannya bernilai ibadah, petani yang mengolah sawah-ladangnya dengan niat ibadah karena Allah. dsb.

KAIDAH IBADAH :

Qa'idah Ibadah Mahdah

الأصل في العبادة حرام حتى يأتي الدليل

"Hukum asal Ibadah (mahdah) itu adalah terlarang (haram) sampai ada dalil (yang memerintahkan)." . 

Jadi prinsipnya, jangan mengerjakan kalau tidak ada dalil yang memerintahkannya. 

Qaidah Ibadah ghaida mahdah (Muamalah) :

الشرع ما دامت المعاملات جائزة إلا إذا قام دليل يمنعها

"Hukum asal muamalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya" 

Jadi prinsipnya kerjaka terus kebaikan (ama) selama tidak ada larangannya. 


o c. Fungsi ibadah; 

o (1) (Hablum minallah & Hablum minannas) 

o (2) Untuk ningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. 

o (3) Sebagai bukti kesyukuran kepada Allah SWT. atas segala nikmat-Nya.  

o d. makna spiritual ibadah bagi kehidupan sosial. 

o Perhatikan ayat berikut :

o Al-Ma'idah (5) ayat 35 

o يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

o Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.

o Apakah wasilah itu ? 

o Perhatikan ayat berikut :

o Al-'Imran ayat 51 :                     

o اِنَّ اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ 

o Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.

o Tugas para Rasul Allah :

o Perhatikan ayat berikut :

o An-Nahl ayat 36 :

o وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

o Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).


o Ibadah dan hubungan sosial :

o An-Nisa' ayat 36

۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

o Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diridiri. 


3. Shalat: 

o a. Hakikat shalat, 

Hakikat shalat itu adalah ibadah, zikir dan do’a.

Shalat itu adalah zikir, dalilnya Qs.Taha (20) ayat 15

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.

Dan Shalat itu adalah do’a

Qs. At-Taubah ayat 103

وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Imam Muslim di dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkan: Ketika Abu Aufa  membawa zakatnya kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mendoakan : 

اللَّهُمَّ صَل عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى"

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada keluarga Abu Aufa.

Di dalam hadis lain disebutkan bahwa seorang wanita berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah untuk diriku dan suamiku." Maka Rasulullah Saw berdoa:

  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ، وَعَلَى زَوْجِكِ

Semoga Allah merahmati dirimu juga suamimu.

o b. Mengapa Allah mewajibkan shalat; 

Karena kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada Allah Swt, maka karena itu Allah pun menunjukkan cara kita beribadah kepadanya setiap hari dengan melaksanakan shalat. 

Lihat dalilnya Qs.Taha (20) ayat 15

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.

o c. Tujuan dan fungsi shalat; 

o Tujuan shalat adalah untuk beribadah kepada Allah (Qs.51/56).

o Fungsi shalat adalah menceah dari perbuatan keji dan mungkar (Qs.29/45).

o d. Akhlak dalam shalat; 

o Shalat yg bermanfaat adalah shalat yg khusyuk, sebagaimana disebutkan dalam QS. 23/1-2, Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya. Dan untuk khusyuk dlm shalat diperlukan maka diperlukan akhlak, antara lain: ketenangan, kesabaran, tu’maninah (tenang dan berhenti sejenak pada setiap perpindahan gerakan atau rukun shalat). Ini diperlukan praktik.

o e. Hikmah Ibadah Shalat; 

o (1) Menenteramkan hati. 

o (2) Mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah SWT.

o (3) Mencegah perbuatan keji dan mungkar.

o (4) Shalat berjamaah, memakmurkan masjid dan mempekokoh persaudaraan muslim

o f. Makna Spiritual Ibadah Shalat; 

o Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.(Ta ha ayat 14).

o Seseorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada (di hati), seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. (Ar-Ra'd ayat 28).

o g. Ancaman bagi yang meninggalkan shalat. 

o فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ 

o Maka celakalah orang yang salat Al-Ma'un ayat 4),

o الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ  

o yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya (Al-Ma'un ayat 5).

o مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ” 

o (Penghuni surga bertanya kepada penghuni Neraka) “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” (Al-Muddassir ayat 42). 

o قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَۙ 

o Mereka (penghuni Neraka) menjawab, “Dahulu (di dumia) kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat (Al-Muddassir ayat 43) ,


Al-Baqarah, ayat 45-46

{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46) }

Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amal berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132) 

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.


Rasululah bersabda

أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk. (HR. Thabrani)

Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْـجَحَ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، وَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَةٍ ؛ قَالَ الرَّبُّ : اُنْظُرُوْا ! هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكَمَّلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيْضَةِ ، ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَىٰ ذٰلِكَ

"Sungguh amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntung dan selamat-lah dia. Namun jika rusak, maka merugi dan celakalah dia. Jika dalam shalat wajibnya ada yang kurang, maka Rabb Yang Mahasuci lagi Mahamulia berkata, ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat sunnah tadi. Lalu dihisablah seluruh amalan wajibnya sebagaimana sebelumnya.’” (HR. Tirmidzi, no. 413) 


Selasa, 18 April 2023

HISAB PASTI TERJADI

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba, sampai dia dimintai pertanggungjawaban tentang:

√ umurnya, untuk apa dia habiskan?
√ ilmunya, apakah diamalkan atau tidak?
√ hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa dia belanjakan?
√ jasadnya (fisiknya/tubuhnya), untuk apa dia gunakan ?*

Tentang umur. Kita hidup di dunia ini hanya dalam waktu singkat, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa umur manusia sekarang, sekitar antara 60 sampai 70 tahun dan sedikit yang lebih dari itu. Dari umur yang kita jalani (setiap orang berbeda-beda sesuai dengan takdirnya) berapa yang kita pergunakan untuk beribadah dan berapa yang kita gunakan untuk urusan dunia. Seharusnya seluruh hidup kita (umur kita) dipergunakan untuk beribadah, sesuai dengan firman Allah "Dan tidaklah Kami ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku" (Qs. Asy-Syariyah/51, ayat 56). Bisakah begitu ? Jawabannya, bisa. Yaitu dengan cara seluruh apapun yang kita lakukan kita niatkan karena Allah (mengharap Ridha Allah). Hal ini sesuai dengan Hadits 'Setiap amal ditentukan oleh niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan". Dan itu adalah karakter orang yang beriman. Jadi orang yang beriman selain mendapatkan hasil kerjanya di dunia ini, sekaligus mendapatkan bekal untuk kehidupannya nanti di akhirat (yang biasa kita sebut dengan 'pahala' (balasan, ganjaran). Tetapi hanya dengan niat tentu tidak cukup, harus disertai (dibuktikan) dengan perbuatan atau tindakan yang benar yang biasa kita sebut dengan 'amal sholeh'. Jadi dalam hal ini ada tiga hal yang harus sinkron yaitu niat, perkataan dan perbuatan yang benar. Tidak hanya benar tetapi juga harus baik, bahkan sebaik-baiknya. Dengan demikian, Insya Allah umur kita bisa kita pertanggung jawabkan, bisa selamat.

Tentang ilmu. Ilmu yang kita miliki pastikan adalah ilmu yang benar, ilmu yang bermanfaat, bisa diamalkan. Jangan kikir dengan ilmu. Pakai prinsip "ilmu jika diamalkan akan bertambah, tapi jika tidak diamalkan akan hilang". 

Tentang harta. Harta akan lebih berat prtanggung jawabannya, karena ada dua pertanyaan, yaitu dari mana diperoleh dan ke mana dipergunakan. Dari mana diperoleh, harus dari jalan dan cara yang halal dan baik. Dan kemana dipergunakan, kepada hal-hal yang bermanfaat, berguna, atau biasa disebut maslahat.

Tentang jasad atau tubuh kita. Kaki ke mana saja dilangkahkan, tangan ke mana saja dipergunakan, mata, telinga, dan seluruh anggota tubuh, mestinya semuanya dipergunakan kepada hal-hal yang berguna atau bermanfaat (bernilai ibadah). 

Dengan demikian Insya Allah kita akan selamat dari hisab (perhitungan amal) di hari pembalasan (Akhirat).

*Sumber: (Hadits riwayat at-Tirmidzi no. 2417 dari sahabat Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu anhu. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani

Senin, 17 April 2023

YANG TIDAK TERSENTUH API NERAKA

Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wa Sallam bersabda: 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ:  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟, قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ“

"Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram baginya tersentuh api neraka?"

Para sahabat berkata:

"Mau, wahai Rasulullah!"

Beliau menjawab:

"yang haram tersentuh api Neraka adalah orang yang Hayyin, Layyin, Qarib, dan Sahl."

(Hadits Riwayat At-Tirmidzi & Ibnu Hibban, dishahihkan Al-Albani)

Hayyin (Orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan lahir maupun batin).

Layyin (Orang yang lembut dan santun, baik dalam bertutur kata atau bersikap).

Qarib (Akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan bagi orang yang diajak bicara).

Sahl (Orang yang tidak mempersulit sesuatu).

Kesimpulan :

Orang yang akan selamat dari api neraka adalah orang yang memiliki karakter :

1. Ketenangan dan keteduhan hati dan tindakan.

2. Lemah lembut dan santun baik dalam perkataan maupun tindakan.

3. Akrab, ramah dan menyenangkan dalam berkomunikasi.

4. Memudahkan dalam segala urusan.

(Sumber : Yayasan Cendikia Muslim).

Kamis, 06 April 2023

Nasihat Pernikahan

 

Nasihat pernikahan ini untuk pengantin baru dan pengantin lama, yaitu :

Surat An Nur ayat 32. Allah SWT berfirman:

Penyejuk Hati dan Jiwa, Berisi Motivasi Hidup, Agama, dan Cinta

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendiri di antara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahaya kalian yang lelaki dan hamba-hamba sahaya kalian yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS: An Nur:32)

Nikah itu sunnah Rosululloh SAW,

  النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِى فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

“Nikah itu sunnahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku. Menikahlah, karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).

Allah menolong orang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ

Ada 3 orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah, (1) Orang yang berjihad di jalan Allah, (2) Budak mukatab yang ingin menebus dirinya untuk merdeka, dan (3) Orang yang menikah, karena ingin menjaga kehormatannya. (HR. Nasai 3133, Turmudzi 1756, dan dihasankan al-Albani).

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menikahi Aisyah ketika beliau berusia 6 tahun. Dan beliau tinggal serumah bersama Aisyah ketika ia berusia 9 tahun” (HR. Bukhari no.5134).

Dalam hadits riwayat Muslim dijelaskan, 
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اﻟﻠﻪِ -ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: "ﺃُﺭِﻳْﺘُﻚِ ﻓِﻲ اﻟﻤَﻨَﺎﻡِ ﺛَﻼَﺙَ ﻟَﻴَﺎﻝٍ ﺟَﺎءَ ﺑِﻚِ اﻟﻤَﻠَﻚُ ﻓِﻲ ﺳَﺮَﻗَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺮِﻳْﺮٍ ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ: ﻫَﺬِﻩِ اﻣْﺮَﺃَﺗُﻚَ ﻓَﺄَﻛْﺸِﻒُ، ﻋَﻦْ ﻭَﺟْﻬِﻚِ ﻓَﺈِﺫَا ﺃَﻧْﺖِ ﻓِﻴْﻪِ. ﻓَﺄَﻗُﻮْﻝُ: ﺇِﻥْ ﻳَﻚُ ﻫَﺬَا ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ اﻟﻠﻪِ ﻳُﻤْﻀِﻪِ" 

"Dari Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, 'Aku bermimpi tentangmu selama tiga malam. Malaikat membawamu dalam sebuah tempat yang terbuat dari sutera. Malaikat itu kemudian berkata, 'Ini adalah istrimu.' 'Aku buka wajahmu ternyata engkau di dalamnya.' Aisyah berkata, 'Jika ini datang dari Allah, maka akan berlanjut.'" (HR Muslim) 

Mahar Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah ra saat menikah jika dikonversikan dengan emas adalah 200 gram emas terbaik, atau sebanyak 500 dirham. Jika merujuk pada hasil konversi dalam emas, maka mahar itu senilai Rp1,3 miliar. Itu jika menggunakan hitungan emas 24 karat per gram yang dihargai setara Rp6,5 juta.

"Mahar Rasulullah kepada para isterinya ialah 12 Uqiyah dan satu nash". Lalu, Aisyah melanjutkan, "Tahukah Anda apakah nash itu?" Abdur Rahman menjawab, "Tidak, ya, Aisyah." Istri Rasulullah itu berkata, "Setengah Uqiyah". Jadi, semuanya 500 dirham. Itulah mahar Rasulullah untuk para istrinya. (HR Muslim).

Rasulullah SAW bersabda:
«يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ»

"Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah mampu, maka hendaklah ia menikah, dan siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu menjadi benteng baginya.”

Hadits tentang pernikahan lainnya yakni anjuran menikahi perempuan yang amanah.

مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِه

”Tidak ada keberuntungan bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kepada Allah kecuali memiliki seorang istri yang sholihah. Yang bila disuruh, menurut dan bila di pandang menyenangkan, dan bila janji menepati, dan bila ditinggal pergi bisa menjaga diri dan harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah

Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي هريرة قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إذا أتاكم من ترضون خلقه و دينه فانكحوه إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض . رواه الحاكم وقال هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه

"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila datang kepada kalian siapa yang kalian ridhai akhlak dan agama nya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah dan muka bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Al-Hakim – sanadnya shahih).

Rasulullah SAW menganjurkan untuk memilih calon istri yang penyayang dan subur.

تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم

“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An Nasa’I dan  Abu Dawud)

Rasulullah SAW mengajurkan untuk memilih calon pasangan yang baik agamanya.

تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Featured Post

JADILAH SEPERTI MUSAFIR

source image: detik.com عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَل...