MATERI AIK-2
o Pendahuluan dan kontrak perkuliahan:
o A. Nama Mata Kuliah dan Jumlah SKS 1.
o 1. Nama Mata Kuliah di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, disingkat AIK
o 2. Jumlah jam pembelajaran dan SKS masing-masing PTM dapat berbeda, minimal 8 SKS dan maksimal 12 SKS.
o Jumlah Jam/Kredit : AIK II 100 menit/Minggu (2 sks) Prasyarat : AIK 1
o AIK I (Kemanusiaan dan Keimanan),
o AIK II (Ibadah, Akhlak dan Muamalah).
o AIK III (Kemuhammadiyahan),
o AIK IV (Islam dan Ilmu Pengetahuan).
o Pedoman ini hanya mengatur jumlah minimal SKS yang wajib diselenggarakan oleh semua PTM.
B. Tujuan Pendidikan AIK
Tujuan umum pendidikan AIK adalah terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi munkar.
Tujuan umum tersebut dijabarkan menjadi tujuan yang lebih terukur (Tujuan Khusus) sebagai berikut:
1. AIK I: Membentuk sarjana muslim yang mengenal diri dan Tuhan, misi, tujuan dan manfaat hidupnya sebagaimana dituntunkan dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. AIK II: Membentuk sarjana muslim yang taat dan benar dalam beribadah, unggul dalam bermuamalah, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
3. AIK III: Membentuk sarjana muslim sebagai kader persyarikatan Muhammadiyah yang mampu beramar makruf nahi munkar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. AIK IV: Membentuk sarjana muslim yang berjiwa dan berperilaku cendekia (ulul albab).
C. Standar Kompetensi Lulusan. Setelah menyelesaikan program pendidikan ini mahasiswa memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami hakekat Tuhan, manusia dan kehidupan sesuai dgn tuntunan Al-Qur’an dan Hadits yang shahih dan ilmu pengetahuan (AIK I)
2. Mengamalkan tata cara beribadah yang benar berdasarkan alQur’an dan as-Sunnah maqbullah (AIK II).
3. Berakhlakul karimah dalam bermuamalah yang bermanfaat bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara (AIK II).
2. Hakekat Ibadah:
o a. Konsep ibadah;
o Konsep ibadah adalah mencakup segala apapun yg dikerjakan dan dilakukan dengan niat yg ikhlas karena Allah (karena semata-mata menaati perintah Allah dan mengharap keridhaan-Nya). (Qs.51/56, Qs. 98/5).
o b. Ibadah mahdhah dan ghaira mahdhah;
o (Ibsdah Khusus & Ibadah Umum).
o Ibadah Mahdah adalah ibadah yg sudah jelas perintah dan tata cara pelaksanaannya. ibadah yang tatacaranya, waktunya, dan bahkan tempatnya sudah ditentukan aturan pelaksanaannya. Contonya : Shalat, Zakat, Puasa, Haji
o Ibadah Ghaira Mahdah adalah ibadah umum. Ibadah ghaira mahdhah-mu'amalah. Misalnya: menuntut ilmu dengan niat ibadah (mengabdi mencari ilmu dengan ridha Allah), pegawai yang berniat supaya pengabdiannya atau pekerjaannya bernilai ibadah, petani yang mengolah sawah-ladangnya dengan niat ibadah karena Allah. dsb.
KAIDAH IBADAH :
Qa'idah Ibadah Mahdah
الأصل في العبادة حرام حتى يأتي الدليل
"Hukum asal Ibadah (mahdah) itu adalah terlarang (haram) sampai ada dalil (yang memerintahkan)." .
Jadi prinsipnya, jangan mengerjakan kalau tidak ada dalil yang memerintahkannya.
Qaidah Ibadah ghaida mahdah (Muamalah) :
الشرع ما دامت المعاملات جائزة إلا إذا قام دليل يمنعها
"Hukum asal muamalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya"
Jadi prinsipnya kerjaka terus kebaikan (ama) selama tidak ada larangannya.
o c. Fungsi ibadah;
o (1) (Hablum minallah & Hablum minannas)
o (2) Untuk ningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
o (3) Sebagai bukti kesyukuran kepada Allah SWT. atas segala nikmat-Nya.
o d. makna spiritual ibadah bagi kehidupan sosial.
o Perhatikan ayat berikut :
o Al-Ma'idah (5) ayat 35
o يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
o Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.
o Apakah wasilah itu ?
o Perhatikan ayat berikut :
o Al-'Imran ayat 51 :
o اِنَّ اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ
o Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.
o Tugas para Rasul Allah :
o Perhatikan ayat berikut :
o An-Nahl ayat 36 :
o وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
o Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
o Ibadah dan hubungan sosial :
o An-Nisa' ayat 36
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
o Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diridiri.
3. Shalat:
o a. Hakikat shalat,
Hakikat shalat itu adalah ibadah, zikir dan do’a.
Shalat itu adalah zikir, dalilnya Qs.Taha (20) ayat 15
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.
Dan Shalat itu adalah do’a
Qs. At-Taubah ayat 103
وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Imam Muslim di dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkan: Ketika Abu Aufa membawa zakatnya kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mendoakan :
اللَّهُمَّ صَل عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى"
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada keluarga Abu Aufa.
Di dalam hadis lain disebutkan bahwa seorang wanita berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah untuk diriku dan suamiku." Maka Rasulullah Saw berdoa:
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ، وَعَلَى زَوْجِكِ
Semoga Allah merahmati dirimu juga suamimu.
o b. Mengapa Allah mewajibkan shalat;
Karena kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada Allah Swt, maka karena itu Allah pun menunjukkan cara kita beribadah kepadanya setiap hari dengan melaksanakan shalat.
Lihat dalilnya Qs.Taha (20) ayat 15
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.
o c. Tujuan dan fungsi shalat;
o Tujuan shalat adalah untuk beribadah kepada Allah (Qs.51/56).
o Fungsi shalat adalah menceah dari perbuatan keji dan mungkar (Qs.29/45).
o d. Akhlak dalam shalat;
o Shalat yg bermanfaat adalah shalat yg khusyuk, sebagaimana disebutkan dalam QS. 23/1-2, Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya. Dan untuk khusyuk dlm shalat diperlukan maka diperlukan akhlak, antara lain: ketenangan, kesabaran, tu’maninah (tenang dan berhenti sejenak pada setiap perpindahan gerakan atau rukun shalat). Ini diperlukan praktik.
o e. Hikmah Ibadah Shalat;
o (1) Menenteramkan hati.
o (2) Mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah SWT.
o (3) Mencegah perbuatan keji dan mungkar.
o (4) Shalat berjamaah, memakmurkan masjid dan mempekokoh persaudaraan muslim
o f. Makna Spiritual Ibadah Shalat;
o Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.(Ta ha ayat 14).
o Seseorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting) dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada (di hati), seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. (Ar-Ra'd ayat 28).
o g. Ancaman bagi yang meninggalkan shalat.
o فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ
o Maka celakalah orang yang salat Al-Ma'un ayat 4),
o الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
o yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya (Al-Ma'un ayat 5).
o مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ”
o (Penghuni surga bertanya kepada penghuni Neraka) “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” (Al-Muddassir ayat 42).
o قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَۙ
o Mereka (penghuni Neraka) menjawab, “Dahulu (di dumia) kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat (Al-Muddassir ayat 43) ,
Al-Baqarah, ayat 45-46
{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46) }
Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amal berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Rasululah bersabda
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk. (HR. Thabrani)
Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْـجَحَ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، وَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَةٍ ؛ قَالَ الرَّبُّ : اُنْظُرُوْا ! هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكَمَّلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيْضَةِ ، ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَىٰ ذٰلِكَ
"Sungguh amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntung dan selamat-lah dia. Namun jika rusak, maka merugi dan celakalah dia. Jika dalam shalat wajibnya ada yang kurang, maka Rabb Yang Mahasuci lagi Mahamulia berkata, ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat sunnah tadi. Lalu dihisablah seluruh amalan wajibnya sebagaimana sebelumnya.’” (HR. Tirmidzi, no. 413)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar