Muhammadiyah dan Tajdid di Era 8 Milyar Umat Manusia
Barangkali, tidak ada jam’iyah islamiyah (organisasi Islam) di dunia yang manajemennya sebaik Muhammadiyah. Juga tidak ada jam’iyah Islam sebesar Muhammadiyah, yang asetnya mencapai lebih dari 400 Trilyun rupiah (26,6 Milyar USD). Dan tiap tahun, aset Muhammadiyah terus bertambah dengan laju yang makin cepat. Ibarat kata, jika mau, Muhammadiyah bisa membangun PT dan RS besar kapan saja. Perbankan mana pun akan siap mendukungnya jika melihat aset Muhammadiyah yang ‘menyilaukan’ itu.
Muhammadiyah mempunyai 170 lebih Perguruan Tinggi, ribuan sekolah menengah, dan ratusan pondok pesantren. Juga 119 rumah sakit, ribuan klinik, dan ratusan yayasan yatim piatu dan panti jompo yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari Sabang sampai Marauke. Belum lagi amal usaha lain yang beraneka ragam dari warga masyarakat yang diatasnamakan Muhammadiyah. Persyarikatan telah berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat, sehingga zakat dan infak terus berdatangan dalam jumlah besar ke Muhammadiyah dari tahun ke tahun.
Robert W. Hefner, Guru Besar Antropologi dari Boston University, AS memberi apresiasi khusus
terhadap Muhammadiyah. Tulis Hefner, Muhammadiyah lebih besar dari jam’iyah dan yayasan Al-Azhar, Mesir dan jam’iyah islamiyah lain yang ada di dunia. Bagi Hefner, Muhammadiyah adalah contoh keberhasilan sebuah ide pembaharuan Islam atau tajdid yang mewujud di alam nyata. Kata Hefner, pemikiran dan gagasan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan lebih besar dari Muhammad Abduh (Mesir) dan Jamaludin Al-Afghani (Afghanistan). Kedua tokoh pembaharu Islam yang namanya menjadi rujukan internasional dan pandangannya menginspirasi umat Islam seluruh dunia tersebut, menurut Hefner, kapasitas idenya jauh di bawah Ahmad Dahlan. Ide-ide kedua tokoh Islam tersebut sulit diwujudkan, sedangkan ide Ahmad Dahlan bisa dibumikan.
Muhammadiyah yang berdiri tahun 1912 di Yogyakarta itu, kini tumbuh menjadi organisasi besar yang disegani dunia karena karya-karyanya yang ril dan bermanfaat bagi umat -- bukan hanya umat Islam, tapi juga nonislam. Penting untuk dicatat, Muhammadiyah tidak hanya mendirikan PT dan RS berkualitas di wilayah yang penduduknya mayoritas Islam. Tapi juga di daerah yang populasinya minoritas Islam. Seperti di NTT dan Papua. Bahkan kini Muhammadiyah sudah mendirikan lembaga pendidikan di Australia yang menerapkan kurikulum modern dengan kualitas dunia.
Dari gambaran itu, jelas, Ahmad Dahlan adalah pembaru
dan penggagas luar biasa dalam pemikiran Islam modern. Ahmad Dahlan seperti dikatakan Hefner, jauh lebih hebat dari Muhammad Abduh dan Jamaludin Al-Afghani. Bahkan lebih hebat dari Sir Mohamad Iqbal sekali pun.
Kemajuan Muhammadiyah adalah buah emas dari gerakan tajdid yang berpandangan jauh ke depan. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid berbasis modernitas tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur Islam. Dalam perjalanannya, seperti ditulis sejarawan Kuntowijoyo, Islam dan modernitas tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Islam dan modernitas adalah satu tarikan nafas dalam kehidupan manusia modern Muhammadiyah. Itulah sebabnya, apa yang menjadi fokus gerakan tajdid Muhammadiyah adalah memperbarui sistem pendidikan dan kesehatan yang merupakan “kemudi dan navigasi” untuk mencapai cita-cita Islam yang inklusif, ramah dan rahmah. Pinjam istilah Buya Syafii Ma’arif, umat Islam yang sehat dan berpendidikan harus terus meningkatkan kualitas intelektualnya agar tidak tertinggal di “buritan peradaban dunia.”
Saat ini, seperti dilaporkan PBB, penduduk bumi sudah mencapai 8 milyar manusia. Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan tajdid, sudah saatnya berpikir jauh ke depan: Apa yang bisa dilakukan Muhammadiyah untuk mengatasi berbagai problem akibat populasi 8 milyar manusia di bumi itu?
Bila dulu Ahmad Dahlan tajdidnya berfokus pada peningkatan kualitas dunia pendidikan dan kesehatan, kini setelah Muhammadiyah mendapat kepercayaan umat untuk mengelola aset milyaran dolar AS – fokus tajdid itu hendaknya diperluas, mengikuti kebutuhan manusia di era 800 milyar tersebut. Salah satunya, bagaimana Muhammadiyah berperan aktif dalam menyelamatkan bumi dan populasinya.
Menyelamatkan bumi dan populasinya dalam rangka mewujudkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin adalah tajdid krusial untuk menyempurnakan akhlak manusia – sebuah tagline dari Kerasulan Muhammad. Kita berharap, manusia-manusia cerdas dan sehat yang dihasilkan Muhammadiyah, akan menjadi umat penyelamat bumi. Hal ini penting bukan saja karena populasi manusia di bumi sudah berlebihan, tapi juga karena eksploitasi “tubuh” bumi akibat keserakahan manusia juga sudah berlebihan.
Bumi, seperti dikatakan Mahatma Gandhi, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tapi tidak untuk memenuhi keserakahannya. Dan keserakahan adala masalah kerusakan moral dan akhlak manusia. Di sanalah tugas penting Muhammadiyah. Menghentikan keserakahan itu. Sembari tetap memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memghadapi tantangan masa depan yang terus berubah.
Saat ini, bumi tengah demam terpapar global warming. Hujan dan badai serta kekacauan iklim akibat global warming kini tengah menarik bumi menuju katastrope seperti digambarkan film The Day After Tomorrow. Film ini menggambarkan kiamat akibat bumi yang retak dan badai raksasa dari samudera yang terguncang global warming.
Dunia modern dengan kemajuan teknologinya kini tengah berjuang mengatasi peningkatan suhu bumi akibat polusi gas karbon dioksida di atmosfir. Dalam kondisi seperti itu, Muhammadiyah perlu meresponnya dengan ide-ide tajdid yang solutif. Bagaimana atmosfir bumi itu bersih kembali. Bersih dari dosa pulusi dan dosa kolusi.
Bila di abad ke-20, ide-ide tajdid Muhammadiyah telah berhasil mengantarkan umat menuju pemerataan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan – kini di abad ke-21, Muhammadiyah hendaknya maju ke depan, menuju tahap berikutnya. Yaitu mengusung tajdid baru untuk penyelamatkan planet bumi yang sakit. Bumi yang demam, bumi yang paru-parunya rusak, bumi yang penuh sampah, dan bumi yang cemas menghadapi perang nuklir. Tugas Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, sungguh makin berat di masa depan. Menyelamatkan bumi dan manusia yang tinggal bersamanya.
Akhirnya, saya ingin mengucapkan “Salam Hormat” kepada Muhammadiyah yang telah memilih KH Dr. Haedar Nashir dan KH Dr Abdul Mu’thi untuk Ketua dan Sekjen PP Muhammadiyah tahun 2022-2027. Semoga Muhammadiyah menjadi garda depan dalam membangun manusia Indonesia yang modern dan beradab. Manusia yang mampu menyelamatkan bumi dari kerusakan fisikal dan moral. (AMD/SSM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar