Lagi-lagi Nabi Isa hanya memandangnya sesaat dengan tajam, kemudian mengajaknya melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian, mereka terhalang oleh sungai yang cukup lebar, tidak ada tukang perahu atau rakit yang bisa dimintai tolong untuk menyeberangi sungai itu. Maka Nabi Isa (dengan mukjuzatnya) memegang tangan lelaki itu, dan menuntunnya berjalan di atas permukaan air dengan tenangnya. Ketika telah sampai di seberang, beliau berkata lagi, “Demi Allah yang telah menunjukkan padamu bukti kekuasaan-Nya ini, siapakah yang mengambil sepotong roti yang ke tiga itu?”
“Saya tidak tahu!!” Kata lelaki itu, masih saja bertahan dengan jawabannya.
Seperti sebelumnya, Nabi Isa hanya memandangnya sesaat dan mengajaknya meneruskan perjalanan. Tiba di tengah hutan, mereka beristirahat, Nabi Isa lalu mengambil segenggam tanah dicampur dengan kerikil, dan mengepalnya menjadi tiga bagian sama besar. Setelah itu beliau bersabda, “Dengan ijin Allah, jadilah kalian emas!!” Maka tiga gumpalan tanah itu berubah menjadi emas. Lelaki itu tampak berbinar-binar matanya. Nabi Isa berkata sambil lalu, “Satu emas untukku, satu emas untukmu, dan satunya lagi untuk orang yang mengambil sepotong roti yang ke tiga itu!!”
Segera saja lelaki itu berkata, “Wahai Nabi Isa, akulah orang yang memakan roti yang ketiga itu!!”
Nabi Isa bangkit berdirivdan berkata, “Ini, ambillah semua emas ini, aku tidak memerlukannya, tetapi jangan pernah mengikuti aku lagi!!” (Nabi Isa kesal setelah membuktikan ketidak jujuran temannya, tapi juga serakah). Mabi Isa tidak ongin lahi berteman dengannya.
Nabi Isa kemudian pergi meninggalkannya. Namun, tampaknya temannya itu tidak perduli lagi untuk menemani Nabi Isa. Bahkan sampai beliau hilang dari pandangan, dengan tamaknya, ia masih asyik membolak-balik emas yang penuh ajaib tersebut. Tetapi tiba-tiba datang dua orang yang bermaksud merampas harta emasnya. Untungnya ia mempunyai kemampuan bernegosiasi. Dengan bujuk rayu, ia berhasil menggagalkan maksud ke duanya dan menjanjikan untuk membagi tiga harta yang dimilikinya sama rata, mereka berdua menyetujuinya.
Kini mereka bertiga berjalan bersama layaknya seorang sahabat akrab. Ketika merasa lapar, ia memberi uang kepada salah satu dari orang tersebut untuk membeli makanan di warung yang tempatnya agak jauh. Setelah temannya berlalu pergi, keduanya berbincang-bincang. Ia berkata, “Untuk apa kita mesti membagi tiga harta ini. Sebaiknya kita bagi untuk kita berdua saja. Jika temanmu itu datang, kita bunuh saja, gimana?” Tanya teman Nabi Isa tadi, mencoba mbujuk teman barunya.
“Ide yang brillian!! (katanya dalam hatonya). Biar aku yang melakukannya jika nanti ia muncul” Kata lelaki satunya, yang tampaknya tidak kalah tamaknya dengan teman barunya itu.
Tetapi sepertinya ketamakan itu juga tengah merasukii temanya yang sedang disuruh pergi membeli makanan itu. Terbersit dalam pikirannya, “Untuk apa susah-susah membagi hartanya itu, semua itu adalah milikku (katanya falam hatinya). Bagai mana catanya ? Biarlah makanannya nanti kucampuri dengan racun!!”
Setelah ia makan sepuas-puasnya di warung, dan meminta dua porsi makanan lainnya dibungkus, laku ia pergi membeli racun dan mencampurkannya dengan makanan dua temannya itu.
Begitulah, ketika ia kembali, begitu muncul, temannya langsung memukulinya dengan kayu yang cukup besar sehingga ia tewas seketika. Mereka berdua sangat gembira, mudah sekali memujudkan rencananya itu. Karena perut keroncongan, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum membagi harta emasnya. Tetapi belum sampai setengah porsi mereka habiskan makanannya, leher mereka itu serasa tercekik dan akgirnya mereka jatuh terguling, mati dengan mulut berbusa dan wajah membiru karena racun.
Tidak berlalu lama, Nabi Isa bersama beberapa orang temannya, beliau melewati tempat tersebut dan mendapati tiga mayat dengan harta emas berserakan di sekitarnya. Beliau mengenali satunya sebagai orang yang pernah mengikuti beliau itu. Beliau berpesan kepada teman-temantnya, katanya : “Inilah contohnya orang yang tamak kepada) dunia, hendaklah kalian berhati-hati dengan harta dunia ini, jangan serakah ! Karena itu akam membinasakanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar