Ada seseorang yang mempunyai kedekatan dengan seorang raja, sehingga diangkat menjadi penasehat raja. Hampir setiap hari ia datang ke istana raja untuk memberikan nasehat-nasehatnya kepada sang Raja. Dan sang raja pun senang mendengarkan nasehat-nasehatnya, walau terkadang nasehatnya berulang kali disampaikan. Nasehai itu dilakukan dengan tulus ikhlas, tanpa pamrih.
Diantars nasehat-nasehatnya adalah :
"Pergunakanlsh kekuasan raja untuk menolong rakyatnya yang kesulitan, sehingga Tuhan pun akan menolong raja ketka mengalami kezulitan nanti di alam baka."
"Berbuat adillah kepada seluruh takyat, perlakukan semua sama di mata hukum. Jangan sampai hukum tajam ke bawah (kepada rakyat jelata) tapi tumpul ke atas (kepada para pejabat negara). Jangan berlaku zalim kepada rakyet sehingga raja tidak dihinakan nanti ketika raja kehilangan kekuasaan."
"Ingatlah bahwa orang yang curang dan jahat akan binasa dengan kejahatannya."
Diam-diam, ternyata ada orang yang tidak senang kepada penasehat raja tersebut. Bukan saja tidak senang bahkan ia hasad atau hasud (iri dan dengki) kepada penasehat raja itu. Oleh sebab itu ia selalu mencari jalan bagaimana supaya bisa memisahkan orang tersebut dengan raja. Bahkan kalau mungkin ia bisa di binasakan.
Akhirnya, setelah menyusun rencana tipu dayanya yang matang, ia datang menghadap kepada raja dan berkata, “Wahai baginda raja, sesungguhnya penasehatmu itu yang selalu mendatangimu mengatakan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa "bau mulutmu sangat busuk!!”
“Apa benar seperti itu?” Tanya sang raja setengah tidak percaya.
"Benar raja !" Kata si penghasut.
"Kalau tuan raja tidak percaya, maka besok kalau ia dadang menghadap kepada tuan raja panggillah ia mendekat kepadamu, niscaya ia akan menutup hidung dan mulutnya!!” Kata di penghasut lagi.
Sang raja mulaui merespon bujukannya dan berkata, kalau begitu “pulanglah engkau sekarang! Dan aku akan mengecek kebenaran ucapanmu itu!!” Maka pulanglah ke rumahnya si penghasud itu untuk mempetsiapkan tipu dayanya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke istana raja, penasehat tersebut diupanggil ke rumah si penghasud. Setelah fayang, penasehat raja itu disuguhi hidangan dan dipersilahkan memakannya. Ternyata si penghasud telah membubuhkan banyak bawang putih ke dalam masakan tersebut, sehingga setelah memakannya, mulut si penasehat raja itu berbau tidak sedap, bau bawang putih yang menyengat.
Setelah makan, penasehat raja itu segera berpamitan karena ia telah berjanji untuk menemui sang raja setiap harinya. Ia tidak punya waktu lagi untuk bisa menghilangkan bau mulutnya itu, sehingga ia terpaksa menghadap raja dalam keadaan seperti itu (mulutya berbau). Ketika ia bersiap sisp menyampaikan nasehat-nasehatnya, ternyata tidak seperti biasanya, tiba-tiba sang raja memanggilnya mendekat untuk duduk berhadapan. Sang raja ingin membuktikan ucapan sang penghasut kemarin. Karena takut bau mulutnya akan mengganggu sang raja, maka penasehat itu menutup hidung dan mulutnya. Bahkan sambil memberikan nasehatnya, ia tetap menutup mulutnya dengan tangannya, sehingga sang raja bertambah yakin dengan apa yang telah disampaikan oleh penghasud. Hal itu sudah diperhitungkan dengan matang oleh sang penghasud.
Melihat sikap penasehatnya itu, sang raja membenarkan ‘laporan’ si penghasud.
Maka sebelum penasehat itu pulang, sang raja menulis sepucuk surat untuk disampaikan kepada salah seorang pembesarnya sekaligus algojonya. Sang raja berkata dalam suratnya itu, “Jika surat ini telah engkau terima, hendaklah engkau membunuh pembawa surat ini! Setelah itu hendaknya engkau kirimkan kepadaku kepalanya sebagai bukti bahwa engkau telah melaksanakan tugasmu !”
Setelah diberi amplop tertutup dan disegel dengan cap kerajaan, surat itu diserahkan kepada penasehatnya dan diperintahkan untuk membawanya kepada pembesar raja di suatu tempat. Setelah penasehat menerima surat itu tanpa curiga sama sekali ia segera berangkat menuju tempat yang telah diperintahkan. Sementara itu sang penghasud yang terus membuntuti dan mengawasinya kaget ketika ia melihat si penasehat ternyata masih hidup, dikiranya sudah dibunuh oleh raja. Bahkan dilihatnys membawa surat dengan amplop khusus dari sang raja. Biasanya orang yang memperoleh amplop seperti itu dari raja akan medapatkan hadiah dan pemberian yang sangat berharga dari raja, pikir si penghasud.
Karena memang mempunyai sifat dan watak hasud (sifat iri dan tidak senang jika orang lain mendapat kenikmatan, dan menginginkan hilangnya kenikmatan tersebut dari dirinya), maka ia menghampiri penasehat itu dan berkata, “Surat apakah itu?”
Sang penasehat itu berkata, “Surat ini ditulis sendiri oleh raja, dan aku diperintahkan untuk mengantarkannya !”
“Berikanlah surat itu kepadaku !” Kata si penghasud.
Penasehat itu mencoba bertahan dan berkata bahwa itu adalah tugasku. Namun si penghasud memaksa, sehingga ia (penasehat) menyerahkan surat itu kepadanya. Si penghasud merasa sangat senang dan gembira, karena menyangka bahwa ia akan mendapatkan hadiah dari pembesar raja seperti lasimnya. Penghasud itu segera berlalu menuju tempat tinggal pembesar yang ditunjukkan oleh penasehat raja.
Setelah tiba dan menyerahkan surat tersebut kepada pembesar, ia menunggu dengan gembira dan menebak-nebak, hadiah apa yang akan diterimanya. Tetapi tanpa disangka-sangka, pembesar itu justru memerintahkan para prajuritnya untuk menangkap dan mengikatnya, sambil berkata, bahwa “dalam surat ini, raja memerintahkan untuk membunuh orang yang membawa surat ini, kemudian memenggal kepalanya!”
Betapa kaget dan seketika itu pucat pasi wajahnya sambil berusaha berontak dan berkata, “sebenarnya surat itu bukan untukku. Ijinkanlah aku untuk menghadap dan menyampaikan hal ini pada raja!”
Sang pembesar tidak menghiraukan ucapannya, penolakannya hanya sia-sia belaka karena para prajurit itu begitu kuat memegangnya.
Sang pembesar berkata, “Surat raja tidak bisa dibantah, dan perintah raja harus segera dilaksanakan!!”
Sang algojo segera menyelesiaikan tugasnya dan kepala penghasud itu dikirimkan kepada raja. Ketika sang raja menerimanya, ia kaget, karena bukan kepala si penasehat itu. Karena itu raja memerintahkan prajuritnys untuk mendatangkan penasehat itu ke hadapannya. Ketika sang penasehat tiba di hadapan raja dan ia sama sekali tidak tahu bahwa si penghasud telah mati dipancung, sang raja berkata, “Mengapa engkau tidak melaksanakan tugadmu, mengantarkan sendiri surat itu seperti perintahku?
Penasehat itu, merara khaeatir dan takut kalau kalau ia akan di jatuhi hukuman karena lalai melaksanakan tugasnya. Sambil menceritakan semua apa yang dialaminya, dan meminta maaf kepada raja atas keteledorannya sehingga menyerahkan surat itu kepada orang lain.
Raja lalu bertanya, “Benarkah engkau telah berkata kepada orang disekitarmu bahwa bau mulutku sangat busuk ?”
“Astaghfirullah, tidak bena itu, wahai raja!!” "Itu fitnah !" Kata penasehat.
“Tetapi mengapa engkau menutup mulutmu ketika engkau kuperintahkan mendekat kepadaku!!” Tanya raja.
Penasehat itu menceritakan lagi peristiwa yang dialaminya sebelum ia menghadap raja pagi hari itu, bahwa ia telah diberi makan makanan yang telah dicampur bawang putih sehingga ia harus menutup hidung dan mulutnya. Raja mengangguk-anggukan kepalanya, mulai mengerti duduk perkaranya. Kemudian ia berkata, “Benar sekali ajaran dan nasehatmu, bahwa orang jahat itu akan binasa karena kejahatannya sendiri!!”
Demikianlah kisah ini, seperti pula kata pepatah, "siapa yang menggali lobang maka ia skan terlebih dahulu masuk kedalamnya" Maknanya adalah, "siapa yang berusaha mencelakakan orang maka bisa jadi justru ia terlebih dahulu celaka."
(Sumber: Aplikasi, Kisah Cerita Nyata Dalam Islam, Judul asli "Hasudnya Mencelakakan Dirinya Sendiri"' alamat situs: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.qailastudio.ceritaislamforex).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar