Rabu, 04 Desember 2024

TAUHID

 Tauhid dan Urgensinya bagi Kehidupan Muslim

a. Pengertian Tauhid;
Menurut bahasa tauhid dari kata  أَحَدٌ  (ahad) artinya esa (satu/tunggal). Searti dgn kata واحد (wahid) = satu. Tetapi kata wahid ini memungkinkan berlanjut (berbilang), yaitu  واحد  (wahid) = satu, اثنين (itsnain) = dua, ثلاثة (tsalatsa) = tiga, dst.
Sedangkan kata اْ حَد atau اْلأَحَد dlm al-Qur'an surat al-Ikhlas tdk akan berlanjut (tidak berbilang). Maknanya adalah bahwa kata اْ حَد dlm surat al-Ikhlas yg tertulis  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa), hal itu menegaskan bahwa Allah Swt. benar-benar Esa, baik zat-Nya (dirinya), sifat-sifat-Nya yang tercermin dari asma' (nama-nama)-Nya. tidak sama dengan makhluk-nya. Seperti yg disebutkan dlm Surat Asy-Syura (42) ayat 11 :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

b. Makna kalimat Laa ilaaha illa Allah dan Konsekuensinya dalam kehidupan;
Kalimat Laa ilaaha illallah artinya kalimat persaksian (= janji dan sumpah). Janji atau sumpah itu pernah kita ucapkan di alam ruh, sebagaimana di sebutkan dlm al-Qur'an Surat ke-7 (al-a'araf) ayat 172 sbb.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ("Bukankah Aku ini Tuhan kalian?”) Mereka menjawab,  بَلَى شَهِدْنَا  "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.”), (Kami lakukan yang demikian itu - Allah mengambil kesaksian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah (lalai) terhadap ini (kekuasaan Allah),
Maka makna yg terpenting dari kalimat Laa ilaha illallah adalah "Manusia dilahirkan dalam keadaan bertauhid". Ini sejalan dgn Hadits yg tertulis :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kata fitrah ini juga disebutkan dlm Surat Ar-Rum (30) ayat 30.
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ  لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Sehingga dpt diambil pemahaman bahwa manusia dilahirkan :
> (1) Manusia dilahirkan dalam keadaan bertaihid (Qs.7/172).
> (2) Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (tdk berdosa) (HR. Bukhari & Muslim).
> (3) Manusia dilahirkan dlm keadaan (beragana) Islam (Qs.30/30).
Maka menurut hadits, setiap anak dilahirkan dlm keadaan fitrah, kemudian bapaknya (orang tuanya) lah yg menjadikan Yahudi, atau Nasrani, atau Majuzi, maksunya adalah, setiap orang dilahirkan dalam keadaan (punya potensi) beragama Islam. Selanjutnya lingkungannya (terutama pendidikannya) yg menemtukan, apakah ia tetap beragama Islam, atau dia beragama Yahudi, Nasrani, Majuzi, atau agama lainnya, atau bahkan (bisa) tdk beragama.

c. Tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan;
Ulama terdahulu (Imam Abu Hanifah - thn 150 H.)  beliau berkata :
“Allah Ta’ala diseru sedang Dia berada di atas, bukan di bawah. Karena posisi bawah bukanlah bagian dari sifat rububiyyah dan uluhiyyah sedikit pun.” (Al-Fiqh Al-Absath, hal. 51).
Imam Abu ‘Abdillah ‘Ubaidullah bin Muhammad bin Baththah Al-‘Ukbari rahimahullahu (wafat tahun 378 H), berkata : “Yang demikian itu karena pokok iman kepada Allah Ta’ala yang wajib diyakini oleh seorang hamba dalam menetapkan keimanan itu ada tiga macam:
Pertama, seorang hamba meyakini rububiyyah Allah Ta’ala, sehingga dengan keyakinan itu dia terbedakan dengan ahlu ta’thil (yaitu, orang-orang atheis) yang tidak menetapkan adanya Sang Pencipta.
Kedua, meyakini keesaan Allah ta’ala sehingga dengan keyakinan itu dia terbedakan dengan keyakinan orang-orang musyrik (orang yg mempetsekutukan Allah dgn sesuatu).
Ketiga, meyakini bahwa Allah ta’ala memiliki sifat-sifat yang harus dimiliki oleh Allah a’ala sendiri, yaitu sifat al-‘ilmu, al-qudrah, al-hikmah, dan semua sifat-sifat yang Allah Ta’ala sebutkan sebagai sifat-Nya dalam kitab-Nya (Al Qur'an).
Dari penjeladan tsb. dpt disimpulkan bahwa tauhid ada tiga,
(1) tauhid rububiyah (meyakini Allah Maha Pencipta, pemelihara, pelinding, pemberi rizki, dsb.)
(2) Tauhid uluhiyah (meyakini bahwa tdk ada Tuhan yg pantas disembah selain Allah Swt.
(3) Tauhid asma' wa sifat (Allah Swt. memiliki nama (yg dikenal 99 asma'al-husna) yg menunjukkan sifat-sifat-Nya.
Bagi setiap muslim, tauhid tersebut hendaknya mewarnai seluruh aspek kehidupan sosialnya. Baik dlm kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, seni budaya, dsb.

d. Jaminan Allah bagi orang yang bertauhid (Allah pasti menjamin orang yang bertauhid Kepada-Nya).

Jaminan ini dpt dilihat dalam kitab suci al-Qur'an dan hadits-hadits sahih.
Misalnya dalam Qs.41 ayat 30 - 32 :
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan (dan meyaqini), "Tuhan kami ialah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (beristiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut (tentang masa depanmu) dan janganlah kamu bersedih hati (bila engkau berpisah dengan keluargamu); dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” 

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (31) نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ (32) 

Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya (di surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

JADILAH SEPERTI MUSAFIR

source image: detik.com عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَل...