Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ راغمة
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina."
(HR. Iman Ibnu Mâjah No. 4105); Imam Ahmad No. 183); mam Ibnu Hibbân (no. 72)
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." [Ali 'Imrân/3:185]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهُوَ وَزِينَةً وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرُ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةً مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allâh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." [Al-Hadîd/57:20]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هُذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
(Nabi Musa berkata) Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. [Ghâfir/40:39].
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لا يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًا فِي اثْنَتَيْنِ ؛ فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الأمل
Senantiasa hati orang yang sudah tua, tetap muda (tetap tamak) kepada dua hal; cinta dunia dan panjang angan-angan."
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَبْقَى مِنْهُ اثْنَتَانِ ؛ الْحِرْصُ وَالْأَمَلُ
'Setiap anak Adam itu akan menjadi tua dan hanya tersisa darinya dua hal; ambisi dan angan-angannya."
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةً مَاءٍ
Seandainya dunia ini di sisi Allâh Subhanahu wa Ta'ala senilai dengan (berat) sayap nyamuk, maka Allâh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.
Allâh Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
"Bahkan kalian mengutamakan kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal." [Al-A'lâ/87:16-17]
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةً مَاءِ
Seandainya dunia ini di sisi Allâh Subhanahu wa Ta'ala senilai dengan (berat) sayap nyamuk, maka Allâh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir.
Suatu ketika Nabi Saw berada di pasar tersebut. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan melewati seekor anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil dan telah mati pula. Sambil memegang telinga anak kambing tersebut, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّكُم يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ هَذَا لَهُ بِدرْهَم ؟ فَقَالُوا : مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ ؟ ثُمَّ قَالَ : أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ ؟ قَالُوا : وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيَا كَانَ عَيْباً ، إِنَّهُ أَسَكُ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيْتَ ! فَقَالَ : فوَاللهِ لِلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
"Siapa diantara kalian yang suka membeli ini seharga satu dirham?" Orang-orang berkata, "Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya ?" Beliau bersabda, "Apakah kalian suka jika ini menjadi milik kalian?" Orang-orang berkata, "Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?" Beliau bersabda, "Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian."
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأَ صَدْرَكَ غِنَى وَأَسُدَّ فَقَرَكَ ، وَإِنْ لَمْ تَفْعَلُ مَلَاتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقَرَكَ
'Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.'" [berhenti).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمَّ لَازِمُ ، وَتَعَبُ دَائِمَ ، وَحَسْرَةً لَا تَنْقَضِى
"Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus- menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti."
Sumber :
https://almanhaj.or.id/12638-jadikanlah-akhirat-sebagai-niatmu-2.html