Dalf bin Jahdar Asy-Syibli, nama kunyah (asli)-nya Abu Bakar, sehingga lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Asy-Syibli, adalah seorang ulama sufi yang lahir dan dibesarkan di Baghdad. Ia bersahabat dengan ulama sufi lainnya yang sangat terkenal, yaitu Junaid al Baghdadi. Suatu ketika ia sedang berjalan-jalan ke suatu desa, dan ia melihat seorang pemuda kurus dengan rambut terurai dan bajunya sangat kumal. Pemuda itu sedang duduk di antara kuburan dan meletakkan pipinya di tanah, air matanya mengalir membasahi wajahnya, mulutnya terus bergerak mengucap dzikr. Tasbih (subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (laailaha illallah), dan istighfar (astaghfirullah) tak henti-hentinya keluar dari mulutnya. Sesekali ia memandang ke langit.
As-Syibli sangat tertarik dengan pemuda tersebut, karena itu ia menghampirinya, tetapi melihat kedatangannya, sang pemuda itu lari menghindar darinya. As-Syibli berusaha mengejarnya, namun karena tertinggal terus, ia berkata, “Pelan-pelanlah, wahai waliyullah!!”.(Menurut As-Syibli pemuda itu adalah kekasih Allah).
Sang pemuda hanya berkata, “Allah”
As-Syibli berkata lagi, “Demi Allah, sabarlah engkau tunggu aku!!”
Sang pemuda hanya mengisyaratkan penolakan dengan tangannya, sambil berkata, “Allah” (hanya ingin bertobat kepada Allah).
Patah semangat untuk menghentikan pemuda itu, Asy-Syibli berkata, “Jika benar apa yang engkau katakan, maka tunjukkan kepadaku kesungguhanmu kepada Allah!!”
Mendengar ucapan As-Syibli itu, sang Pemuda berteriak keras, “Allah!!”
Kemudian ia jatuh tersungkur. Ketika As-Syibli sampai di tempatnya, ia memeriksa pemuda tersebut dan ternyata ia telah meninggal. As-Syibli menjadi bingung sekaligus heran, begitu besar tekadnya kepada Allah, sehingga untuk membuktikan sebagaimana permintaannya, Allah harus mengambil nyawanya.
Ada sedikit perasaan bersalah, sekaligus kekaguman, karena itu ia berkata, “Yakhtahshu bi rahmatihii man yasyaa’u (Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada siapa yang dikrhrndaki-Nya) (Qs. Al Imran, ayat 74), walaa haula walaaquwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim (tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan izin Allah yang Maha Agung).”
As-Syibli pergi sebentar untuk mencari kain kafan dan segala keperluan untuk memakamkan pemuda tersebut. Setelah kembali ia tidak menemukan jenazahnya, bahkan tidak ada bekas-bekasnya. Sekali lagi ia bingung dan bertanya-tanya, siapakah yang mendahuluinya mengurus jenazahnya, padahal ia tidak lama meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba ia mendengar hatif (suara tanpa wujud), “Ya Syibli, telah ada yang menyelesaikan urusannya. Jenazahnya telah dirawat malaikat. Hendaklah engkau banyak beribadah kepada Allah dan bersedekah. Pemuda itu tidak sampai kepada kedudukannya seperti itu, kecuali karena suatu sedekahnya di suatu hari.”
“Beritahukanlah kepadaku, apakah sedekah nya itu?” Kata As-Syibli.
“Ya Syibli, pemuda itu sebelumnya adalah seorang yang fasik, suka berzina, durhaka dan gemar bermaksiat kepada Allah. Suatu malam ia bermimpi kemaluannya menjadi seekor ular dan menyemburkan api dari mulutnya. Ia disembur dengan api itu sehingga tubuhnya menjadi hitam seperti arang.
Setelah terbangun, ia gelisah dan ketakutan, kemudian menyingkir dari orang-orang sekitarnya, ia pergi menyendiri untuk bertobat dan khusyu’ beribadah. Ia tetap dalam keadaannya itu selama duabelas tahun, hingga kemarin ia kedatangan seorang pengemis yang meminta makanan. Karena ia tidak memiliki apa-apa lagi, maka ia melepas baju yang dipakainya, dan memberikannya kepada sang pengemis. Karena begitu gembiranya si pengemis itu mendoakan sang pemuda agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah, dan Allah mengabulkan do'anya. Karena itulah pemuda itu memperoleh kemuliaan (karamah) seperti yang engkau lihat…!!”
Masyaa Allah.
(Dikutip dan diedit dari cerita Islami).
Pelajaran yang dapat dipetik :
(1) Jangan pernah merendahkan seseorang karena kemiskinannya atau karena kekurangan lainnya, karena boleh jadi dia adalah wali (kekasih) Allah.
(2) Jangan pernah meremehkan seseorang karena kejahatan atau dosanya, karena bisa jadi diakhir hidupnya ia dapat hidayah, diterima taubatnya dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar