Minggu, 06 Februari 2022

Antara Sabar dan Mengeluh



Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain  itu pasti kerena tidak pernah risau dan bersedih hati.

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan, lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau, dan tak seorang pun yang menemaniku dalam melewati takdirku ini."
Abu Hassan bertanya, "Apakah gerangan hal yang merisaukanmu ?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban. Dan kami mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu. 

Dan ketika aku bangun pagi untuk membuat dan menghidangkan makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata kepada adiknya, "Hai adikku, maukah kamu aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"

"Baiklah kalau begitu ?" Jawab adiknya, 

Lalu disuruhlah adiknya berbaring dan disembelihnya leher adiknya itu, seperti ayahnya menyembelih kambing.. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah adiknya menyembur keluar dari leher adinya, dan ia lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala. Lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga ayahnya pun mati kehausan. 

Dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melepuh kulit badannya dan akhirnya meninggal pula. 

Berita itu terdengar kepada anakku yang sudah menikah yang tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menemuii pula  ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara.

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat herat itu ?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. 

Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapatkan ganjaran yakni sia-sia belaka."  Ucap wanita itu menutup kisahnya 

Hikmah yang dapat dipetik dari cerita tersebut adalah :Bahwa bersabar adalah sifat terpuji dan ciri khas orang yang beriman. Sedangkan mengeluh adalah sifat tercela dan mengantarkan kepada berputus asa, sedangkan putus asa adalah sifat kekufuran.

Orang yang bersabar tetap dalam kebaikan, sebagaimana wanita dalam cerita tersebut di atas. Dan sehubungan dengan itu Rasulullah Saw telah bersabda : 
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (HR Muslim Nomor 2999).

(Sumber: Aplikasi, Kisah Cerita Nyata Dalam Islam,alamat:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.qailastudio.ceritaislamforex).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

JADILAH SEPERTI MUSAFIR

source image: detik.com عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَل...