Rabu, 31 Agustus 2022

TERNYATA HIDUP ITU INDAH

Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorang  mahasiswa di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang & lusuh.


Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.


Sang mahasiswa melihat kpd dosennya & berkata : Bgmn kalau kita candai tukang kebun ini dgn menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi dibelakang pepohonan, nanti ketika dia datang, kita lihat bgmn dia kaget & cemas krn kehilangan sepatunya...


Dosen itu menjawab:

Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dgn mengorbankan org miskin.

Kamu kan seorang yg kaya & kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya...


Sekarang  coba kamu masukkan beberapa  lembar uang kertas ke dlm sepatunya, kemudian saksikan bgmn respon dari tukang kebun miskin itu?


Sang mahasiswa sangat takjub dgn usulan dosennya.

Dia langsung  memasukkan beberapa lembar uang ke dlm  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak2 bersama dosennya sambil mengintip apa yg akan terjadi dgn tukang kebun.


Tak berapa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya, dia menuju, tempat dia meninggalkan sepatu sebelum bekerja.


Ketika ia memasukkan kakinya ke dlm sepatu, ia menjadi terperanjat, krn ada sesuatu yg mengganjal di dalamnya.


Saat ia keluarkan ternyata, ..UANG...

Dia memeriksa sepatu yg satunya lagi, ternyata juga berisi ..UANG...

Dia memandangi UANG itu ber-ulang2 seolah ia tidak percaya dgn penglihatannya. 


Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorg pun.


Sambil menggenggam uang itu lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit ia berucap :

“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Allah, Tuhanku yg maha Pengasih & Penyayang...

Wahai Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit & anak2-ku  kelaparan, mrk belum mendapatkan makanan hari ini.


Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan...”


Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah.


Sang mhsiswa sangat terharu dgn pemandangan yg di lihatnya dari balik persembunyian itu Air matanya menetes tanpa dapat ia bendung.


Sang dosen yg bijak tsb pun berkata pada mahasiswanya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yg lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dgn menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”


Sang mahasiswa menjawab :"Aku telah mendapatkan pelajaran yg tidak akan aku lupakan seumur hidupku."

Sekarang aku paham makna kalimat :

“Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yg lebih banyak daripada ketika kamu diberi”.


Sang dosen melanjutkan nasehatnya, & ketahuilah bhw bentuk pemberian itu ber-macam2 : 

1. Memaafkan kesalahan org di saat kamu mampu melakukan balas dendam,...adalah suatu pemberian.


2. Mendoakan teman & saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga pemberian.


3. Berusaha berbaik sangka & menghilangkan prasangka buruk juga suatu pemberian.


4. Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita dibelakangnya adalah pemberian juga.


Ini semua adalah "pemberian"


Marilah kita saling "memberi & berbuat baik", niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah.

(HAEDAR R)

Kamis, 25 Agustus 2022

BALADA SAMBO, KAU BUKAN DIRIMU LAGI

Oleh Wina Armada Sukardi,* _wartawan dan penulis senior_ 


     SEBELUMNYA banyak yang “ngiri” terhadap Ferdy Sambo. Suatu rasa yang manusiawi saja. Rasa “iri” dalam kontek persepsi positif. Ingin  bagaimana diri dapat seperti Sambo. Bermimpi dapat seberuntung Sambo. 

     Betapa tidak.  Sambo memiliki segalanya. Wajah tampan. Tubuh atletis Tegap. Macho.

Pesonanya dapat membuat kaum hawa “klepak - klepek.”

    Sambo punya isteri yang menarik. Manis. Kulit wajahnya nampak jelas terawat sangat baik. Terasa benar ada “sentuhan” perawatan kelas atas. 

   Sang isteri juga termasuk yang mudah bergaul. Dapat cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Dia dapat membawa diri dengan baik. Tak aneh isteri Sambo juga banyak disukai orang.

    Karier Sambo sendiri melesat bak mobil formula one. Dia sudah menyandang bintang dua di pundaknya. Sudah Letnan Jenderal (Letjen) polisi. Hebatnya lagi ,  di antara seluruh koleganya, Sambo  merupakan jenderal berbintang dua paling muda, serta termasuk jajaran jenderal yang menonjol. Dia kerap memberikan pengarahan kepada anak buahnya dengan jelas dan tegas. Disiplin kepolisiannya terpancar dari penampilanya. Pers sering mengutipnya. Media sosial kerap menampilkannya.

    Tak heran Sambo diserahi jabatan Kepala Profesi Pengamanan (Propam), sebuah jabatan yang selain bergengsi, juga menjadi simbol penjaga marwah polisi. Propamlah, melalui alat kelengkapannya,  dapat  

menindak, menahan dan menyatakan seorang anggota polisi melanggar etika atau disiplin polisi. Jika merasa diperlakukan tidak sesuai prosedur atau tidak adil, masyarakat dapat melaporkan anggota polisi  ke Propam. Nanti Propam bakal memeriksa polisi yang dilaporkan. Kalau si polisi terbukti  bersalah, akan dihukum sesuai tingkat kesalahannya. Kalau pelanggaran etik dan disiplin organisasi kepolisian, polisi yang bersangkutan diberikan sanksi etik. Sedangkan jika ditemukan mengandung unsur  pidana, dapat dibawa kepada proses hukum pidana yang berlaku. Pendek kata, Propamlah yang menjaga harkat dan martabat polisi. Marwah polisi. 

    Tak heran jabatan Kepala Propam menjadi sangat berpengaruh. Berwibawa. Tak ada polisi yang tidak “jiper” (baca: takut) terhadap Propam. Selain kalau terbukti bersalah dapat dikenakan sanksi, dalam karier si polisi bakal ada catatan negatif pernah ditindak Propam. Kalau boleh, polisi selalu akan menghindar dari sanksi Propam. 

   Sesama jenderal bintang dua pun, segan kepada pemangku Kepala Propam. Posisi itulah yang disandang oleh Sambo. Hebat bukan?

    Tak sampai disitu. Sambo sudah digadang-gadang menjadi next Kepala Polisi (Kapolri). Tinggal tunggu waktu saja, posisi Tribrata 1 atau TB1 , julukan Kapolri, berpeluang dapat diraihnya. Kurang apa lagi?

    Oh ya, semua itu masih didukung oleh kekayaan yang memadai. Rumah, tanah  dan mobil tersedia lebih dari cukup. Barang-barang branded pun menjadi salah satu keseharian yang dinikmatinya, termasuk pistol merek Clock. Untuk senjata api pistol, merek ini setara merek

tas wanita seperti Hermes, Louis Vutton dan lain-lain. Hanya para perwira dan kaum _the haves_ yang mampu membeli pistol ini. Sambo pun sanggup mempunyai pistol Clock. 

    Jadi, apalagi yang kurang dari Sambo? Segalanya boleh dibilang relatif “sempurna.” Maka tak heran jika banyak orang yang “ngiri” terhadap Sambo. Ingin jadi seperti Sambo. Berkhayal dapat sehebat Sambo.

    Meskipun telah banyak didengungkan dan diulang-ulang, tapi tak banyak yang dapat menghayati : kekuasan, jabatan, uang dan harta  ialah amanah yang perlu dijaga dengan cermat, hati-hati dan penuh kehormatan. Jika tidak, kekuasan, jabatan, uang dan harta itu justeru tiba-tiba bakal menjadi palu godam yang mampu meruntuh lantakkan semua yang dimiliki dalam sekejab. Harga diri akan terpelanting sampai titik nadir. Sampai di tingkat hina dina sehina-hinanya. 

    Sambo, tentu, paham soal ini. Apalagi dia penjaga marwah  polisi. Pasti dia tahu benar akan hal ini, bahkan mungkin hafal. Hanya satu yang kurang, dia tidak menghayati sepenuh hati. Dia tidak menjiwai dengan seluruh tarikan nafasnya. Sambo hanya menempelkan pada dirinya, tetapi tidak melekatkan pada jiwanya. Sambo hanya 

menafsirkanya  secara harafiah, bukan dari nurani yang terdalam.

    Walhasil, Sambo tersandung di “lobang yang keci,” tapi berdampak meledak dahsyat menjadi gempa nasional.

    Terpicu oleh motif yang sejatinya  dapat “diselesaikan” oleh perwira tinggi setingkatnya, tapi emosi Sambo tersulut luar biasa. Dia lepas kendali. Sesaat dia hilang akal sehat. Sambo dituduh sebagai aktor intelektual pembunuhan berencana anak buahnya sendiri. Itu yang pertama.

    Adapun yang kedua, cara eksekusi pembunuhan itu sendiri “sangat amatiran.” Disain pembunuhan kentara sama sekali tidak matang. Alibi-alibi yang ingin diciptakan cetek (baca: dangkal) sekali. Seakan semua itu dilaksanakan oleh penjahat amatiran yang sama sekali tidak pernah mengenal keahlian kriminal. Tak ada impresi sama sekali itu dilaksanakan oleh seorang jenderal pemegang marwah polisi yang sudah memiliki  pengetahuan asam garam  lika-liku perbuatan kriminal. Cara bertindaknya bukan cara seorang jenderal bintang dua.

    Memang itulah yang sering terjadi jika kekuasaan, jabatan, uang dan harta  tidak dirawat sebagaimana semestinya. Pemangkunya menjadi kalap.  Hilang pertimbangan taktis dan teknis. 

    Dampaknya, seluruh tindakannya dengan mudah dapat terlacak dan terbongkar. Hampir tak ada yang menjadi misteri yang tak terpecahkan dalam kasusnya, meski atas permintaannya sendiri

motif Sambo melakukan itu semua belum diumumkan oleh polisi.

    Sang perwira tinggi yang gagah nan perkasa serta berkuasa itu pun kini menghadapi ancaman tuntutan yang maha berat:  mulai  hukuman mati, seumur hidup sampai yang  paling ringan 20 tahun penjara. Balada kejayaan Sambo _ambyaar_  dalam sekedipan saja. 

    Tak hanya sampai disitu. Sambo pun menularkan pengaruh buruk terhadap para loyalisnya. Mereka juga terancam hukum yang berat karena disangka ikut membantu melaksanakan rencana pembunuhan oleh Sambo.

     Nah, apakah setelah seperti ini,  masih banyak yang  masih  “ngiri” kepada Sambo?  Semua yang saya tanya, langsung menggeleng kepala. Tak ada lagi yang “ngiri”  terhadap Sambo. Tak ada lagi yang mau bernasib seperti Sambo. Malah sebagian yang selalu dekat dengan Sambo, sudah mulai “bersih-bersih” menjauh dari pengaruh Sambo. Mereka takut dianggap ikut terlibat dari bagian Sambo.

    Sambo hanyalah satu contoh kita tak boleh “ngiri” kepada orang lain. Kita harus menjadi diri  kita sendiri. Kita harus memakai “baju kehidupan” yang diberikan kepada kita. Bukan berarti kita tak boleh berikhtiar. Berupaya. Itu boleh, dan bahkan harus. Hanya jangan melewati batas. Jangan melewati berkah yang telah kita terima. Jangan ingin menjadi orang lain. Tetaplah menjadi diri sendiri. Bersyukurlah terhadap yang kita punya. 

    Memakai ukuran orang lain terhadap diri sendiri, selain tidak pas, juga berkonsekwensi dapat menjerumuskan kita. Balada Sambo membuat kita perlu bertanya: nikmat mana lagi yang kita ingkari?

    Dari kejauhan terdengar lagu dari Dewi  Yull yang biasa duet dengan Brory…”_Kau bukan dirimu lagi_…”***


Jakarta,1282022.

Rabu, 10 Agustus 2022

Umur Ummat ini

 Assalamu Alaikum Wr.Wb. semoga Allah SWT, memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua Nikmat Kesehatan dan Umur Panjang.


Yang lahir pada tahun 1960, umur kita sudah memasuki Finish.

Rata - rata umur ummatnya Rasulullah Saw hanya berkisar 60 - 70 tahun.

Umur kita Allah sudah tentukan sejak kita berumur 120 hari di dalam kandungan...


Umur Umat Ini

 

Allah  telah menakdirkan bahwa umur umat ini tidak sepanjang umur umat terdahulu. Yang demikian mengandung hikmah yang terkadang tidak diketahui oleh hamba. Nabi  bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah z:

 

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

 

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70, dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (Dihasankan sanadnya oleh Ibnu Hajar  dalam Fathul Bari, 11/240)

 

Maksud dari hadits ini adalah bahwa keumuman ajal umat ini antara umur 60 hingga 70 tahun, dengan bukti keadaan yang bisa disaksikan. Di mana di antara umat ini ada yang (mati) sebelum mencapai umur 60 tahun. Ini termasuk dari rahmat Allah l dan kasih sayang-Nya supaya umat ini tidak terlibat dengan kehidupan dunia kecuali sebentar. Karena umur, badan dan rizki umat-umat terdahulu lebih besar sekian kali lipat dibandingkan umat ini. Dahulu ada yang diberi umur hingga seribu tahun, panjang tubuhnya mencapai lebih dari 80 hasta atau kurang. Satu biji gandum besarnya seperti pinggang sapi. Satu delima diangkat oleh sepuluh orang. Mereka mengambil dari kehidupan dunia sesuai dengan jasad dan umur mereka, sehingga mereka sombong dan berpaling dari Allah . Dan manusia pun terus mengalami penurunan bentuk fisik, rizki, dan ajal. Sehingga menjadilah umat ini sebagai yang terakhir, yang mengambil rizki sedikit, dengan badan yang lemah dan pada masa yang pendek, supaya mereka tidak menyombongkan diri. Ini termasuk dari kasih sayang Allah l terhadap mereka. Demikian makna ucapan Al-Imam Ath-Thibi t seperti dalam Faidhul Qadir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir (2/15).


Marilah kita gunakan sisa - sisa umur kita berbuat kebaikan, menolong kepada orang yg membutuhkannya pertolongan apa saja, apa lagi kita sebagai profesi dokter adalah pekerjaan mulia dapat memberikan pertolongan kepada orang yg mengalami musibah atau jatuh sakit, sisitkan penghasilanmu sebagian kepada orang yg membutuhkannya....

Pekerjaan kita sebagai dokter paling gampang berbuat kebaikan apa lagi yg memegang pisau. Bilamana ada pasien kita dalam 1 bulan di operasi 10 , sedekahkanlah 3 orang, jangan kasih bayar, itulah tabunganmu saudara yg selama lamanya di akhirat, bukan tabungan kita yg ada sekarang ini di Bank mandir, BRI, BCA, Bank Syariah Mandiri. Kesemuanya ini tidak ada yg kita bawah mati.

Sadarlah kita semua saudara- saudaraku hidup ini sangat singkat...


Berapa lama kita hidup di dunia, hidup ini hanya singkat rata rata umur kita paling lama 60 - 70 tahun...


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ (جة 4236,ت 3550, الصحيحة 757, وهو حديث حسن)


Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi, no. 3.550. Lihat Ash Shahihah, no. 757].


Hidup di dunia ternyata hanya 1,5 jam saja...

Mari kita lihat berdasarkan Alqur'an sebagai sumber kebenaran Absolut.


وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِٱلْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.


1 hari akhirat = 1000 

   tahun.

24 jam   =  1000 tahun.

   1 jam  =   41, 66 thn.

1, 5 jam =    62 ,5 tahn.

Berdasarkan hadist diatas umur ummatku rata - rata 60 - 70 tahun.


Pantas kita selalu diingatkan masaalah waktu ternyata hanya 1,5 jam saja akan menentukan kehidupan abadi kelak hendak di surga atau neraka...


Hari ini kita Sholat... Kelak orang akan Sholatkan kita.

Hari ini kita Baca Qur'an... Kelak orang akan Bacakan untuk kita...

Hari ini kita Mandi... Kelak orang akan me mandikan kita.

Hari ini kita berpakaian bermodel... Kelak kita akan berkain Kafan..

Hari ini kita Menangis... Kelak orang akan Menangisi  kita....


Semoga yang like, share dan Comen Amin ditingkatkan keimanannya dan ketakwaannya selalu berbuat baik kepada siapa saja karena amal kebaikanlah yg dibawa ke liang kubur.


Ya Allah....

Muliakanlah yang membaca status ini.

Mohon iman yang sempurna dan keyakinan yang benar.

Berikanlah rezeki yg luas dan halal.

Terimalah taubat kami sebelum mati.

Berilah keampunan-Mu dan Rahmat-Mu sesudah mati.

Berilah keampunan ketika dihisab.

Berilah keuntungan memperoleh surga.

Jaukanlah dari siksa kubur.

Jauhkanlah dari api neraka.

Akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah.

Amin Ya Rabbal Alamin...


(PESAN DAKWAH.JAMAL SAHIL.).

Featured Post

JADILAH SEPERTI MUSAFIR

source image: detik.com عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَل...