Senin, 31 Januari 2022

Kisah Sya'ban radhiallahu 'anhu, sahabat Rasulullah

 


Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Sya’ban ra memiliki kebiasaan datang lebih cepat ke masjid sebelum tiba waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di shaf tetdrpan pada pojok masjid. Alasannya, selalu mengambil posisi di pojok masjid karena ia tidak ingin mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua  jamaah bahkan Rasulullah sendiri.

Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW merasa heran karena tidak mendapati Sya’ban ra pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban? Tapi, tidak ada seorang pun yang melihatnya.

Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga. Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum juga datang.

Seusai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?” Salah seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban. 

Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, lalu memimnta diantarkan ke rumah Sya’ban.  Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan memakan waktu lama terlebih mereka menempuh dengan berjalan kaki.

Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah Sya’ban, beliau mengucapkan salam, "Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". dan keluarlah wanita sambil membalas salam, "Wa'alaikumussalam warahmatjllahi wabarakatuh."

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.

“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab wanita tersebut (yg ternyata isterinya Sya'ban Dan dia tidal tahi kalau yang dating Dan bertanya adalah Rasulullah Saw.).

“Bolekah kami menemui Sya’ban radiallahu 'anhu?, ia tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.

Dengan berlinang air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”.

“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.

Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat berjamaah di masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.
“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat :
(1) Aduh, kenapa tidak lebih jauh? 
(2) Aduh kenapa tidak yang baru? 
(3) Aduh kenapa tidak semuanya? 
jawab istri Sya’ban.

Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22:
لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”

“Saat Sya’ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.

Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.

Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat melakukan shalat Subuh bersama-sama.
Orang itupun selamat dari kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat berjamaah.

Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi “Aduh!! Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapatkan yang lebih besar jika dia memberikan pakaian yang baru.
Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Bagi yang pernah ke Tanah Suci tentu mengetahui ukurang roti Arab (sekitar tiga kali ukuran  rata-rata roti Indonesia). ketika baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian membagmembagi dua rotu tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata, kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah.

Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa tidak semua!!” Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis  tersebut, pasti dia akan mendapat surga yabg lebih indah. Masya Allah, Sya’ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal.

Sesungguhnya pada suatu saat nanti, kita semua akan mati, akan menyesal dan tentu dengan kadar yang berbeda-beda. Bahkan ada yang memiunta untuk ditunda kematianya, sebagai mana diberitakan dalam QS.63/10-11

لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا 
وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)

"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Kisah dikutip dan diedit idari Republika  .co. id) .



Senin, 24 Januari 2022

Bisnis NFT sama dengan Bisnis Monyet?


NFT atau Non Fungible Token adalah aset karya digital yang unik dan tidak tergantikan di mana sistem ini membuat pemiliknya dapat memperjualbelikan hasil karya mereka
Sebelumnya, agar tidak salah paham, saya perlu menyampaikan bahwa saya tidak menyalahkan NFT sebagai "benda" atau "teknologi". Dari yang saya pelajari, NFT merupakan sebuah teknologi canggih yang sangat bermanfaat, luar biasa, dan perlu kita apresiasi.
Yang saya permasalahkan adalah bisnis jual beli NFT-nya.
Maksudnya gimana? Begini:
Agar lebih mudah dipahami, saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah CERITA ILUSTRASI tentang bisnis monyet, alias MONKEY BUSINESS.
Jadi di sebuah desa terpencil, hiduplah ribuan ekor monyet di hutan liar. Penduduk desa tidak pernah tertarik pada monyet, karena bagi mereka monyet adalah hewan yang tidak ada gunanya. Jadi mereka membiarkan monyet-monyet tersebut berkeliaran di tengah hutan.
Suatu hari datanglah seorang pedagang kaya ke desa tersebut. Dia menjumpai penduduk dan berkata, "Kenapa kalian membiarkan monyet-monyet itu berkeliaran bebas di hutan liar? Apa kalian tidak tahu, monyet bisa laku 50rb per ekor jika dijual ke kota?"
Penduduk desa tentu saja kaget mendengar info itu. Monyet ada harganya? Wah... baru tahu nih!
Maka penduduk pun segera memburu monyet ke dalam hutan. Mereka menangkapinya, lalu dijual ke pedagang kaya, mendapat bayaran 50rb per ekor.
Sepekan kemudian, si pedagang kaya datang lagi dan berkata, "Harga monyet sekarang naik jadi 100rb perekor."
Para penduduk pun makin semangat untuk menangkapi monyet dan menjualnya ke pedagang kaya.
Pekan demi pekan pun berlalu. Harga monyet semakin naik. Dari 100rb menjadi 500rb, naik lagi jadi 1 juta, lalu 2 juta, 3 juta.... hingga akhirnya Rp 4 juta perekor.
Para penduduk pun makin semangat menangkapi monyet dan menjualnya.
Namun karena jumlah monyet sangat terbatas, akhirnya "stok" pun habis. Seluruh monyet di hutan liar telah habis terjual.
Para penduduk jadi bingung, terutama karena si pedagang kaya menginformasikan bahwa harga monyet saat ini adalah Rp 5 juta perekor.
"Silahkan kalian cari monyet ke desa lain. Kan lumayan, harganya kini 5 juta," ujar si pedagang.
"Oh ya," lanjutnya, "Saya besok mau pergi ke luar kota. Nanti kalau saya balik, semoga sudah ada monyet yang bisa saya beli dari kalian. Rp 5 juta perekor."
Lalu si pedagang pun pergi. Setelah itu, seorang asistennya mendatangi para penduduk dan berkata, "Saya punya banyak stok monyet nih. Coba kalian beli. Harganya Rp 3 juta perekor. Nanti kalau bos saya balik ke sini, kalian jual 5 juta. Kan lumayan, untung 2 juta perekor."
Para penduduk sangat tergiur mendengar ucapan itu. Mereka pun ramai-ramai membeli monyet dari si asisten.
Yang punya uang tentu bisa langsung membelinya. Yang tidak punya uang, mereka terpaksa jual tanah, jual kendaraan, bahkan jual rumah, agar bisa membeli monyet-monyet tersebut.
Dalam waktu singkat, monyet-monyet tersebut pun ludes terjual.
Setelah itu, si asisten pergi, tak pernah kembali lagi. Si pedagang kaya pun tidak pernah muncul lagi di desa tersebut.
Maka para penduduk pun NANGIS DARAH. Sebab mereka kini memiliki banyak "stok" monyet, tapi tidak jelas apa manfaatnya. Mau dijual pun, tidak ada yang beli
Monyet kembali menjadi hewan yang tidak ada harganya, sama seperti sediakala.
Nah, inilah gambaran untuk bisnis NFT, atau bisnis uang crypto secara umum.
Ini juga gambaran untuk bisnis batu akik, bisnis pohon janda bolong, dan sebagainya, atau bisnis-bisnis sejenis yang dulu sempat booming.
Benda yang sebenarnya "tidak berharga", tapi bisa terjual dengan harga jutaan hingga miliaran. Kok bisa? Ya, karena ada "aktor" yang menjalankan strategi BISNIS MONYET.
Banyak pengamat bisnis yang berkata, bahwa foto-foto selfie Gozhali yang laku sampai miliaran rupiah, itu merupakan SETTINGAN belaka. Tujuannya adalah agar masyarakat beramai-ramai membeli NFT. Dan tanpa sadar, mereka terjebak pada permainan BISNIS MONYET.
Nah, Anda tentu tahu, kan? Uang crypto itu harganya sangat fluktiatif. Pernah harganya sangat tinggi, hingga sempat muncul istilah "bitcoin to the moon", namun pernah juga harganya anjlok sangat rendah.
Banyak orang berkata, "Harga emas juga fluktuatif, kok. Sering naik turun."
Ya, benar. Tapi coba kita bandingkan antara uang cripto dengan emas:
Uang crypto hanya laku di komunitas tertentu. Dan benda yang sifatnya seperti ini, akan mudah dipermainkan oleh bandar di komunitas tersebut.
Berbeda dengan emas. Ia bisa dijual di manapun. Laku di mana-mana. Sehingga tidak ada orang yang bisa mempermainkan harganya.

Nah itulah bedanya.
Dan bukan hanya crypto. Judi trading dan forex pun punya sifat yang lebih kurang sama.
Bahkan ada yang lebih gila, yakni TRADING EMAS. Ini bukan bisnis jual beli emas, tapi jual beli NILAI EMAS. Fisik emasnya tidak ada.
Benar-benar gila, bisnis di akhir zaman ini!!!

Semoga kita semua bisa waspada dan terhindar dari bisnis-bisnis aneh seperti itu.
Catatan :
Muhammadiyah dan MUI telah menetapkan penggunaan mata uang kripto (cryptocurrency) seperti bitcoin dan ethereum  *haram* ..... Salah satu alasannya adalah karena jenis mata uang tersebut tidak memiliki wujud fisik yang bisa diserahkan ke pembeli dan akhirnya menimbulkan ketidakpastian dalam transaksi (Gharar)
_________________
Tulisan disalin dan diedit dari WA Sangat Sirua tgl. 24-01-2022


Pidato Pertama Abu Bakar Assiddiq




Pidato pertama Sahabat Abu Bakar Assiddiq ra setelah Pengukuhannya sebagai Pemimpin Ummat Islam, menggantikan Rasulullah Muhammad saw setelah kepergian Beliau (wafat).

"Amma ba'du ...  Wahai manusia ! Aku dipilih untuk memimpin kalian. Jika aku benar, bantulah aku. Jika aku salah, luruskanlah aku. Kejujuran adalah Amanah. Kebohongan adalah Khianat."

"Orang lemah dari kalian adalah orang kuat bagiku, sehingga aku mengambilkan hak untuk yang lemah, Insyaa Allah. Orang kuat dari kalian adalah  lemah bagiku sampai haknya aku ambil untuk yang lemah, Insyaa Allah."

"Tidaklah seseorang meninggalkan Jihad fi sabilillah kecuali akan direndahkan oleh Allah Subhanahu waya'ala. Tidaklah tersebar perbuatan nista pada suatu kaum kecuali Allah akan menebarkan balasan kepada mereka. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku melanggar ketetapan Allah dan Rasul-Nya, janganlah kalian taat kepadaku. Cukup demikian yang bisa aku sampaikan, semoga Allah mengampuniku dan mengampuni kalian semua."

Catatan :

Begitu menariknya Pidato Abu Bakar Assiddiq ra, kepemimpinan yang ia janjikan demikian berbeda dari yang ada dikepala orang-orang ketika itu. Tak semacam Khosrou di Persia atau Kaisar di Roma. Sebab setiap "Raja" terbebas dari Kesalahan. Tak boleh ditentang dan selalu benar. Mereka dikelilingi para pendeta yang memanipulasi fatwa ketuhanan.

Namun, ini Abu Bakar. Dalam kata-katanya, dia bahkan meminta diluruskan jika berbuat kesalahan. Dia merendahkan diri untuk melayani. Bahkan, dia mempersilahkan rakyatnya menolak taat jika Sang Pemimpin sembarangan bertindak. Akankah ummat benar-benar akan membuktikannya kelak ?

Seseorang diruangan itu yang kini begitu dekat dengan Abu Bakar, mengangkat tangannya. "Engkau benar, wahai Khalifah Allah."

Abu Bakar tersenyum, menepuk bahu orang itu sembari berkata lembut, "Saudaraku, aku bukanlah Khalifah Allah, tetapi Khalifah Rasulullah."

Tulisan : *Haedar Rangka* (Dikutip dari Buku Novel Biografi MUHAMMAD Para Pengeja Hujan by : Tasaro GK).




Jumat, 21 Januari 2022

Mata Uang Kripto

 


Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memandang mata uang kripto ini dilihat dari dua sisi: sebagai instrumen investasi dan sebagai alat tukar. Dalam kerangka Etika Bisnis yang diputuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid dalam Musyawarah Nasional XXVII di Padang tahun 2003 sebagai seperangkat norma yang bertumpu pada akidah, syariat, dan akhlak yang diambil dari Al Qur’an dan Sunah Al Maqbulah yang digunakan sebagai tolok ukur dalam kegiatan bisnis serta hal-hal yang berhubungan dengannya.
Salah satu perkembangan terkini  dalam transaksi keuangan modern, khususnya dalam wadah dunia digital adalah cryptocurrency. Mata uang digital ini bersifat komplementer dan berbeda dengan jenis mata uang resmi yang beredar di suatu negara yang dikeluarkan oleh otoritas resmi seperti bank sentral. Operasional uang ini didasarkan pada teknologi blockchain, yaitu suatu transaksi digital yang dalam strukturnya melalui jaringan komputer, catatan setiap individu yang disebut dengan “blok” akan dihubungkan bersama dalam satu daftar yang dikenal dengan “chain”.
Salah satu jenis mata uang kripto yang paling awal muncul dan populer adalah bitcoin. Setiap transaksi bitcoin dan uang kripto lainnya ini akan terhubung dalam sistem blockchain ini, yaitu buku kas digital yang dapat diakses oleh publik tanpa adanya perantara ketiga, seperti bank. Dengan demikian paling tidak terdapat tiga entitas penting dalam sistem blockchain dan kripto ini, yaitu transaksi, pencatatan dan sistem verifikasi, dan tempat penyimpanan transaksinya.
Di Indonesia, jika seseorang ingin bertransaksi dengan instrumen keuangan ini, dapat dilakukan melalui aplikasi yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan/pedagang aset kripto yang memperoleh izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang di dalam aplikasi ini ditawarkan banyak jenis-jenis aset kripto.
Mengenai hukum muamalah dengan mata uang kripto, telah ada beberapa lembaga otoritas fatwa keagamaan yang mengharamkan, seperti Al Azhar lewat Majma’ al Buhuts al Islamiyah dan Dar al Ifta Mesir. Di Indonesia, MUI memfatwakan bahwa bermuamalah dengan bitcoin atau sejenisnya hukumnya adalah haram, baik digunakan sebagai alat tukar juga sebagai komoditas.
Sementara itu, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memandang mata uang kripto ini dilihat dari dua sisi: sebagai instrumen investasi dan sebagai alat tukar. Dalam kerangka Etika Bisnis yang diputuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid dalam Musyawarah Nasional XXVII di Padang tahun 2003 sebagai seperangkat norma yang bertumpu pada akidah, syariat, dan akhlak yang diambil dari Al Qur’an dan Sunah Al Maqbulah yang digunakan sebagai tolok ukur dalam kegiatan bisnis serta hal-hal yang berhubungan dengannya.
Pertama, kripto sebagai alat investasi. Sebagai alat investasi, mata uang kripto ini memiliki banyak kekurangan jika ditinjau dari syariat Islam. seperti adanya sifat spekulatif yang sangat kentara. Nilai bitcoin ini sangat fluktuatif dengan kenaikan atau keturunan yang tidak wajar. Selain sifatnya yang spekulatif menggunakan bitcoin juga mengandung gharar (ketidakjelasan). Bitcoin hanyalah angka-angka tanpa adanya underlying-asset (aset yang menjamin bitcoin, seperti emas dan barang berharga lain).
Sifat spekulatif dan gharar ini diharamkan oleh syariat sebagaimana Firman Allah dan hadis Nabi Saw serta tidak memenuhi nilai dan tolok ukur Etika Bisnis menurut Muhammadiyah, khususnya dua poin ini, yaitu: tidak boleh ada gharar (HR. Muslim) dan tidak boleh ada maisir (QS. Al Maidah: 90).
Kedua, kripto sebagai alat tukar. Sebagai alat tukar sebenarnya mata uang kripto ini hukum asalnya adalah boleh sebagaimana kaidah fikih dalam bermuamalah. Penggunaan mata uang kripto sebenarnya mirip dengan skema barter, selama kedua belah pihak sama-sama rida, tidak merugikan dan melanggar aturan yang berlaku. Namun demikian, jika menggunakan dalil sadd adz dzariah (mencegah keburukan), maka penggunaan uang kripto ini menjadi bermasalah.
Bagi Majelis Tarjih, standar mata uang yang dijadikan sebagai alat tukar seharusnya memenuhi dua syarat: diterima masyarakat dan disahkan negara yang dalam hal ini diwakili oleh otoritas resminya seperti bank sentral. Penggunaan bitcoin sebagai alat tukar sendiri, bukan hanya belum disahkan negara kita, akan tetapi juga tidak memiliki otoritas resmi yang bertanggungjawab atasnya. Belum lagi jika kita berbicara mengenai perlindungan terhadap konsumen pengguna bitcoin.
Dari hal-hal yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat kemudaratan dalam mata uang kripto ini. Karenanya, dalam Fatwa Tarjih yang terdapat di Majalah Suara Muhammadiyah edisi 01 tahun 2022 menetapkan bahwa mata uang kripto hukumnya haram baik sebagai alat investasi maupun sebagai alat tukar.
Dikutip dari MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA

Senin, 17 Januari 2022

Nabi Muhammad Saw. Dan Pengemis Yahudi Buta



Seorng pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, janganlah engkau mendekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Nabi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal itu selama beberapa tahun setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan adalah isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, Anakku, adakah kebiasaan kekasihku (sunnah Rasulullah) yang belum aku kerjakan (yg belum aku amalkan) ?

Aisyah RA menjawab, Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah (engkau adalah sahabat terdekatnya) tidak ada kebiasaannya (sunnah) beliau yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.
Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.

Hanya itu? Tanya Abu Bakar Assiddiq RA. Baiklah, aku akan melakukannya.
Keesokan harinya Abubakar Assiddiq RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu, mendekati lalu memberikan makanan itu kepadanya dan menyuapinya.

Ketika Abu Bakar RA mulai menyuapinya, si pengemis itu marah marah sambil menghardik Abu Bakar dan bertanya, Siapakah kamu?
Abu Bakar Assiddiq RA menjawab, Aku adalah orang yang biasa mendatangimu dan menyuapimu .

Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku dan menyuapiku, kata si pengemis buta itu membantah. Apabila ia datang menyuapiku tangannya lemah lembut memegang mulut ini dan mudah mengunyahnya. Ia terlebih dahulu menghaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, ucap pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya, terharu mendengar kekasihnya, menantunya disebut sifat sifatnya yg pdnyang. Ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang menyuapimu. Siapakah engkau? tanya siyahudi itu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada, ia sudah wafat dua hari yang lalu,  kata Abu Bakar menjelaskan.

Benarkah sudah wafat? Tanya sipengemis .
Katakanlah kepadaku siapakah dia, dia telah mdnyuapiku bertahun tahun dan aku tidak mengenalnya dan bahkan namanya pun aku belum mengetahui, tanya siyahudi itu.
Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Dialah yg mendatangimu setiap hari, kata Abu Bakar.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis sejadi jadinya mendengar penjelasan Abu Bakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar Assiddiw RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau?

Beliau adalah "ahsanul khuluq" (semulia-mulia akhlaqnya). Beliau bersabda :  "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".



Sabtu, 15 Januari 2022

Keajaiban Membaca Basmalah


Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, namun suaminya seorang yang fasik, tidak mau mengerjakan kewajipan agama dan tidak mau berbuat kebaikan.

Perempuan itu senantiasa membaca Basmala (Bismillahir Rahmanir rahim) setiap kali hendak berbicara dan setiap kali dia hendak memulai sesuatu senantiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya itu dan senantiasa mengolok-olok isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejek, "Asyik Bismillah, Bismillah. Sebentar-sebentar Bismillah. Sebentar-sebentar Bismillah."
Isterinya diam saja bahkan mendo'akan suaminya supaya Allah SWT. memberikan hidayah (petunjuk) kepadanya.
Suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang mengejutkan dia memberikan uang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpanlah duit ini." Isterinya menerima duit itu dan menyimpannya di tempat yang aman. Namun suaminya telah melihat tempat di mana uang itu disimpan isterinya. Kemudian dengan diam-diam seuaminya itu mengambil duit tersebut dan menyimpannya ke dalam tempayang yang kosong di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikanlah kepadaku duit yang telah aku berikan kepadamu dahulu untuk disimpan." Saya membutuhkannya skarang.
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan duit itu, dia membuka dengan membaca "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah Swt.. mengutus malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan duit itu. Dan isterinya mengambil uang itu lalu menyerahkannya kepada suaminya kembali.
AlAlangkah kagetnya saminya, dan dia merasa bersalah dan mengakui segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mulai mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah setiap hendak melakukan sesuatu pekerjaan. Maha suci Allah yang memberikan hidayah (petunjuk) kepada siapa yang dikehendaki.

(Sumber : Aplikasi, 100 Kisah Teladan Islami, alamai link : 
https://play.google.com/store/apps/details?id=net.azzikrstudio.kisahTeladanIslami). 

Featured Post

JADILAH SEPERTI MUSAFIR

source image: detik.com عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَل...