AIK-2 AKHLAK
MATERI KULIAH AKHLAQ
A.
Pendahuluan
1.
Pengertian
Akhlaq
2.
Sumber
akhlaq
3.
Ruang
Lingkup Akhlaq
4.
Urgensi
Akhlaq (Pentingnya
Akhlak)
5.
Akhlaq,
moral dan etika
6.
Baik dan
Buruk
Pendahuluan
Dalam
keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Tidak kurang dari 1500 ayat
Al-Qur’an berbicara tentang akhlaq. Belum lagi hadis-hadis Nabi yang memberikan
pedoman akhlaq yang mulia dalam segenap aspek kehidupan. Tidaklah berlebihan
jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlaq yang
mulia. Sejarah mencatat keberhasilan dakwah beliau adalah karena ditopang oleh
akhlaq yang mulia.
Akhlaq Islam bukanlah moral yang
kondisional-situasional. Nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela
berlaku kapanpun dan di mana saja dalam segala aspek kehidupan. Kejujuran dalam
ekonomi sama dengan kejujuran dalam politik, kejujuran belaku sama, baik
terhadap muslim maupun non muslim. Keadilan harus ditegakkan sekalipun terhadap
diri dan keluarga sendiri. Kebencian terhadap musuh tidak boleh
menyebabkan kita tidak berlaku adil.
Ajarah akhlaq Islam sesuai dengannya fitrah manusia. Manusia akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki, bukan yang
semu, apabila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang diajarkan Al-Qur’an dan
Sunnah, dua sumber akhlaq Islam.
Akhlaq Islam memelihara jati diri
manusia sebagai makhluq Allah yang “ahsanu
taqwim’” (dalam bentuk yang sebaik-baiknya)sehingga dia mampu
menjalankan fungsinya sebagai “khalifah” di muka bumi.
Saat ini manusia dihadapkan pada
permasalahan akhlaq dan moral yang cukup serius, yang jika dibiarkan akan
menghancurkan masa depannya sendiri. Praktek hidup yang menyimpang, korupsi,
kolusi, nepotisme, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, perampasan hak-hak
asasi manusia , terjadi di berbagi belahan bumi.
Kemajuan di berbagai bidang Ilmu
pengetahuan dan Teknolodi, di samping menawarkan kemudahan dan kenyamanan
hidup, juga membuka peluang bagi munculnya modus-modus tindak kejahatan yang
baru dan lebih canggih.
Tingkat persaingan hidup semakin
keras, yang menyebabkan manusia stress dan frustasi. Pola hidup yang materialistis (serba materi) dan hedonistis (
haus kesenangan duniawi) mendorong orang menempuh jalan pintas, mengabaikan
nilai-nilai akhlaq dan moral.
Fenomena kehidupan modern
tersebut di atas menyadarkan kita bahwa bukan hanya uang, ilmu pengetahuan, dan
teknologi saja yang dibutuhkan manusia, tetapi juga akhlaq.
A.
Pengertian
Akhlaq
Secara
etimologis (menurut asal-usul bahasa), “akhlaq”
berasal dari kata bahasa Arab akhlaq yang merupakan bentuk
jamak atau plural dari kata khuluq yang berarti “budi pekerti”,
“perangai”, “tingkah laku”, atau “tabiat”.
Secara
terminologis (menurut istilah) kata akhlaq memiliki beberapa pengertian, antara
lain:
1.
Pengertian
yang diberikan oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumud-din:
فالخلق عبارة عن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدر
الأفعال بسهولة و يسر من غير حاجة إلى فكر
و رؤية.
"Akhlaq adalam sifat
yang meresap dalam jiwa yang darinya keluar perbuatan perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan dan pertimbangan."
2.
Menurut
Ibrahim Anis dalam Al-Mu'jam al-wasith:
الخلق
حال للنفس راسخة تصدر عنها الأفعال من خير أو شر من غير حاجة إلى فكر و رؤية.
"Akhlaq adalah sifat yang meresap dalam jiwa, yang
dengannya lahirlah bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan."
Berdasarkan kutipan diatas dapat
dinyatakan bahwa akhlaq adalah sifat
yang tertanam meresap di dalam
jiwa sehingga dia akan muncul secara sepontan tanpa pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu.
Contoh:
Seseorang disebut dermawan jika dia selalu sukarela memberi sumbangan (tidak
kadang kala, tidak terlebih dulu dimotivasi atau stimulasi, tidak terpaksa).
Disamping
akhlaq, dikenal istilah etika dan moral. Ketiganya berbicara
tentang nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak
pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-qur'an dan sunnah;
bagi etika standarnya adalah pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral
standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
Ciri-ciri
perbuatan akhlaq:
1.
Perbuatan
yang telah mendarah daging sehingga menjadi identitas bagi yang membedakan diri
pemiliknya dari orang lain.
2.
Perbuatan
akhlaq muncul dengan mudah dan spontan.
3.
Perbuatan
akhlaq timbul dari dalam diri, atas dasar kemauan,
pilihan, dan keputusan yang bersangkutan, atau bukan karena tekanan orang lain.
4.
Perbuatan
akhlaq dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan rekayasa atau sandiwara (pencitraan).
5.
Perbuatan
akhlaq (yang luhur) dilakukan semata-mata karena Allah.
B.
Sumber
Akhlaq
Yang
dimaksud dengan sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk, atau
mulia dan tercela. Sebagai mana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlaq adalah
al-Qur'an dan Sunnah. Sifat jujur, sabar, pemaaf, dermawan, dan syukur
adalah akhlaq mulia. Dasarnya karena Al-Qur'an dan sunnah menilai demikian.
Sebaliknya sifat dusta, pendendam, pemarah atau pengeluh-kesah, kikir, dan tidak
syukur adalah akhluq tercela kerena dinilai demikian oleh Al-Qur'an dan Sunnah.
C.
Ruang
Lingkup Akhlaq
Secara garis
besar ruang lingkup akhlaq akhlaq dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1.
Akhlaq
Terhadap Allah SWT
2.
Akhlaq
Terhadap Rasulullah
3.
Akhlaq Pribadi
4.
Akhlaq dalam
Keluarga
5.
Akhlaq
Bermasyarakat
6.
Akhlaq
Bernegara
D.
Kedudukan
Akhlaq dalam Islam
Aklaq
menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam Islam. Di antaranya:
1.
Akhlah menjadi salah satu misi utama
Rasulullah sam.Sabda beliau:
إنما بعثت لاتم
مكارم الاخلاق (رواه البيهاقى)
("Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia." (HR. Baihaqi)
2.
Akhlaq yang
baik memberatkan timbangan kebaikan seseorang pada Hari Kiyamat.
ما من شئ اثقل فى ميزان العبد المؤمن يوم القيامة
من حسن الخلق... (رواه الترميذى)
"Tidak ada sesuatu yang
lebih berat di dalam timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin pada Hari Kiamat dari pada
akhlaq yang baik." (HR> Tirmidzi)
3.
Akhlaq
murupakan ukurun kualitas iman seseorang.
أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا (رواه الثرميذى)
("Orang mukmin yang paling
sempurna adalah yang paling baik
akhlaqnya." (HR. Tirmidzi)
4.
Akhlaq yang
baik menjadi buah ibadah kepada Allah.
و أقم الصلاة , إن الصلاة تنهى عن الفحشاء و
المنكر (العنكبوت: 45)
("…dan dirikanlah shalat,
sesungguhnya shalat itu mencegah (prbuatan-perbuatan) keji dan munkar."
(QS> AL-'Ankabut: 45)
ليس الصيام من
الأكل و الشرب إنماالصيام من اللغو و الرفث. فان سابك أحد أو حهل عليك فقل إنآ صائم
(رواه ابن حزيم)
"Bukanlah puasa itu hanya menahan makan dan minum, tapi puasa
itu menahan perkataan yang kotor . Jika seseorang mencaci dan menjahilimu maka
katakana: Sesungguhnya aku sedang puasa. (HR. Ibnu Khuzaimah)
5.
Di dalam
Al-Qur'an banyak terdapat ayat tentang akhlaq.
I.
AKHLAQ
TERHADAP ALLAH SWT
1. Taqwa
2. Cinta dan
Ridha
3. Ikhlash
4. Khauf dan Raja’
5. Tawakkal
6. Syukur
7. Muraqabah
8. Taubat
A. TAQWA (Akhlak terhadap Allah 1)
1.
Pengertian
taqwa
Secara
etimologis kata "taqwa" dalam bahasa Arab bersal dari akar kata
"waqa-yaqi-wiqayah" yang berarti "menjaga." Secara
terminologis kata tersebut didefinisikan sebagai:
"menjaga diri dari siksaan Allah dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Orang yang bertagwa dalam bahasa Arab
disebut "muttaqi" . Bentuk jamak/pluralnya "muttaqin"
(orang-orang yang taqwa).
2.
Buah dari
taqwa
a.
Mendapatkan
sikap "forqan", sekap tegas
membadakan anatara yang haq dan yang batil, benar dan salah, halal dan haram
sehingga Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan engapuni dosa-dosa orang
yang benar-benar taqwa kepada-Nya.
يا
أيها الذين ءامنوا إن تتقوا الله يجعل لكم فرقانا و يكفر عنكم سيئاتكم و يغفرلكم
والله ذو الفضل العظيم (الأنفال: 29)
"Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan
kepadamu "furqan" dan menghapuskan segala kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." QS. Al-Anfal: 29)
b.
Mendapatkan
berkah dari langit dan bumi
و لو
أن أهل القرى ءامنوا و اتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء و الأرض و لكن كذبوا
فأخذنهم بما كانو يكسبون. (الأعراف: 96)
"Jikalau sekiranga
penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS. Al-A'raf: 96)
c.
Mendapatkan
jalan keluar dari kesulitan
و من
يتق الله يجعل له مخرجا (الطلاق:2)
"Barang siapa yang
bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membuatkan baginya jalan keluar."
(QS. At-Thalaq; 2)
d.
Mendapatkan
rizki tanpa diduga-duga
و
يرزقه من حيث لا يحتسب (الطلاق: 3)
"…Dan Dia akan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka." (QS> At-Thalaq:
3)
e.
Mendapatkan
kemudahan dalam urusannya
و من
يتق الله يجعل له من أمرخ يسرا (الطلاق: 4)
"Dan barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kebudahan dala
urusannya." ( QS. At-Thalaq: 4)
B. CINTA DAN
RIDHA (Akhlaq
Terhadap Allah-2)
1.
Pengertian
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa
dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang hatiya sangat suka dan sayang
kepada yang dicintainya.
2.
Tingkatan
Bagi seorang mukmin, cinta kepada Allah di
atas segala cintanya kepada yang lain. Jika dibuat tingkatan, maka cinta kapada
Allah dan Rasulnya berada di urutan atas (al-Mahabbah al-ula),
cinta kepada ayah, anak, sanak saudara, istri, harta, kedudukan dan sebagainya
berada di urutan tengah (al-Mahabbah al-wustha)yang harus berada
di bawah cinta utama dan karena itu tidak boleh melebihi cinta utama. Jika sampai terjadi demikian
maka cinta menengah akan turun ke tingkat rendah(al-Mahabbah al-adna).
Allah berfirman dalam Surat At-Taubah ayat
24:
قل إن
كان ءاباؤكم و ابناؤكم و إخوانكم و أزواجكم و عشيرتكم و أموال قترفتموها و تجارة
تحشون كسادها و مساكن ترضونها أحب اليكم من الله و رسوله وجهاد فى سبيله فتربصوا
حتى يأتى الله بأمره و الله لا يهدى القوم الفاسقين (التوبة: 24)
"Katakanlah: "Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, sanak-saudara, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (Q.S. At-Taubah/9:
24)
Sejalan dengan cinta kepada
Allah, seorang muslim haruslah ridha, menerima dengan sepenuh hati segala
sesuatu yang datang dari Allah dan Rasulnya, baik yang berupa perintah,
larangan ataupun petunjuk-petunjuk lainnya.
Allah berfirman:
قل إن
كنتم تحبون الله فاتبعونى يحببكم الله و يفرلكم ذنوبكم و الله غفور رحيم (ال
عمران: 31)
"Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang."
(QS. 'Ali 'Imran/3: 31)
Sudah seharusnya juga seorang
mukmin rela menerima segala qadha dan qadar Allah
terhadap dirinya. Dia akan mensyukuri setiap nikmat-Nya, dan
bersabar atas cobaan-Nya.
C.
IKHLAS (Akhlaq Terhadap Allah-3)
1.
Pengertian
Secara etimologis, kata ikhlas berasal dari
bahasa Arab akhlasha-ikhlash yang berarti membersihkan, menjernihkan,
atau memurnikan.
Secara
terminologis, ikhlash adalah beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT.
2.
Unsur-unsur
ikhlash
a.
Niat yang
Ikhlash (ikhlashun- niyah). Semua perbuatan yang dilakukan seorang
muslim haruslah dilandasi niat yang ikhlash, semata-mata mengharap ridha Allah
SWT.
إنما
الأعمال باالنيات و إنما لكل امرئ ما نوى.....(رواه البخارى و مسلم)
"Sesunggguhnya
setiap amal perbuatan tergantung kepada apa yang diniatkan….." (HR.
Bukhari dan Muslim)
b.
Beramal
dengan sebaik-baiknya (itqanul-'amal).
Seorang muslim yang telah niat dengan ikhlas untuk melakukan suatu
perbuatan, harus membuktikannya dengan melakukan sebaik-baiknya. Mengerjakan
sesuatu seenaknya, asal-asalan, tanpa memerhatikan kualitas kerja bertentangan
dengan dasar keikhlasan.
إن
الله ثعالى يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه. (رواه البيهاقى)
"Sesungguhnya Allah
SWT menyukai, apabila seseorang beramal, dia melakukannya dengan
sebaik-baiknya." (HR. Baihaqi)
c.
Memanfaatkan
hasil usaha dengan tepat (jaudatul-ada'). Hasil yang diperoleh
seorang muslim haruslah
dimanfaatkan untuk kepentingan-kepaentingan yang diridhai Allah SWT.
قل إن
صلاتى و نسكى و محياى و مماتى لله رب العالمين (الأنعام: 162)
"Katakanlah:
"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 162)
و ما
أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء... (البينة: 5)
" Dan
mereka hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan
ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus… (QS. Al-Bayyinah/98:
5)
D.
TAWAKKAL (Akhlaq Terhadap Allah-4)
1.
Pengertian
Tawakkal
Secara etimologis
"tawakkal" berasal dari verba "tawakkala." Verba
"tawakkal" berasal dari akar kata "wakala" yang artinya:
menyerahkan, memperrcayakan. Verba "tawakkala" berarti: bersandar.
Secara
terminologis, taqwa adalah membebaskan hati dari ketergantungan kepada selain
Allah dan menyerahkan keputusan segala
sesuatu kapada-Nya.
dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan Tuhanmu tidak lalai dari apa
yang kamu kerjakan." (QS. Hud/11: 123)
و على
الله فتوكلوا ان كنتم مؤمنين (المائدة: 23)
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriiiman."
2.
Tawakkal dan
Ikhtiar
Tawakkal
kepada Allah harus berdasarkan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar).
Berpangkutangan, menunggu nasib bertentangan dengan hakekat tawakkal.
Contoh:
Suatu ketika
pada masa Rasulullah SAW ada seorang badui yang membiarkan untanya tidak
diikat. Menurutnya itulah perujudan dari tawakkal. Rasulpun menegurnya:
"Ikat
dan tawakkallah! (HR. Tirmidzi. Ibnu khuzaimah, dan Thabrani)
3.
Hikmah
Tawakkal
Ø Sikap tawakkal melahirkan ketenangan batin.
Ø Sikap tawakkal melahirkan percaya diri dan
optimisme.
Ø Orang yang bertawakkal akan dilindungi oleh
Allah SWT.
و من
يتوكل على الله فهو حسبه (الطلاق: 3)
Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah nicaya Allah mencukupkan
(keperluan)nya." (QS. At-Thalaq/65: 3)
E.
SYUKUR (Akhlaq Terhadap Allah-5)
1.
Pengertian
Syukur
Menurut
bahasa, syukur berasal dari kata Arab syakara yang berarti:
berterimakasih, memuji.
Menurut
istilah syukur ialah memuji sipemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya.
2.
Komponen
Syukur
Komponen
pengertian syukur: mengakui dalam hati adanya nikmat yang diterima,
menyatakannya secara verbal(al-hamdulillah, asy-syukru lillah), dan
menjadikanya sarana untuk taat kepada Allah.
3.
Keutamaan
Syukur
Ø Bersyukur pada hakekatnya untuk kepentingan
manusia sendiri
و من
يشكر فإنما يشكر لنفسه و من كفر فإن الله غنى حميد (لقمان: 12)
"…Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur
sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha terpuji." (QS. Luqman/31: 12)
Ø Bersyukur akan menambah nikmat
لئن
شكرتم لأزيدنكم و لئن كفرتم إن عذابى لشديد (إبراهيم: 7)
"…Sesungguhnya jika kamu bersyukur
pasti kami akan menambah (nikmat)kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) , maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim/14:
7)
F.
MURAQABAH (Akhlaq Terhadap Allah-6)
1.
Pengertian
Secara
etimologis, muraqabah berasal dari raqaba yang berarti menjaga, mengamati.
Secara
terminologis muraqabah adalah kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu dalam
pengawasan Allah SWT.
2.
Dasar-dasar
Nash
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, Dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya, dan ditak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(lauh mahfuzh). QS. Al-An'am/6; 59)
....
إن الله كان عليكم رقيبا (النساء: 1)
Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa/4: 1)
....و كان الله على كل شئ رقيبا (الأحزاب: 52)
Dan
Allah Maha Mengawasi segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab/33: 52)
G.
TAUBAT (Akhlaq Terhadap Allah-7)
1.
Pengertia
Kata taubat
berasal dari taba yang berarti kembali. Di dalam bahasa Arab terdapat
kata lain yang searti dengan taba, yakni anaba.
Orang yang
bertaubat kepada Allah berarti kembali dari segala yang tidak diridhai Allah
kepada yang diridhai-Nya.
2.
Dasar-dasar
Nash
و توبوا إلى
الله جميعا أيه المؤمنون لعلكم تفلحون (النور: 31)
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur/24: 31)
"Hai orang-orang yang beriiman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat yang sebenar-benarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai…" (QS>
At-Tahrim/66: 8)
كل بنى ادم
خطاء و خير الخطائين التوابون (الترمذى و ابن ماجه و الحاكم)
"Setiap manusia (dapat berbuat) salah.
Dan sebaik-baik orang bersalah adalah yang bertaubat." (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Hakim).
3.
Komponen
Taubat
a.
Menyadari
kesalahan.
b.
Menyesali
kesalahan.
c.
Memohon
Ampun kepada Allah.
d.
Bertekan
untuk dtidak mengulangi kesalahan.
e.
Mengubur
kesalahan dengan amal shaleh, sesuai hadits Nabi Saw sbb.
dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan
itu akan menghapuskannya, (HR. Imam Tirmidzi).
"Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat,
beriman, dan beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (Thaha/20:
82).
II.
AKLAQ
TERHADAP RASULULLAH
1. Mencintai
dan Memuliakan Rasul
2. Mengikuti
dan Mentaati Rasul
3. Mengucapkan
Shalawat dan Salam
A.
MENCINTAI
DAN MEMULIAKAN RASUL
Sebagai mana disebutkan dalam Hadits Sbb.
"Tidak
beriman salah seorang di antara kalian sebelum aku lebih dicintai dari pada
dirinya dan semua manusia." (HR. Bukhari, Muslim , dan Nasa'i)
"Katakanlah: "Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, sanak-saudara, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (Q.S. At-Taubah/9:
24)
B. MENGIKUTI DAN MENAATI RASUL (Akhlaq Terhadap Rasulullah)
و ما
أرسلنا من رسول إلا ليطاع بإذن الله (االنساء: 64)
" Dan kami tidak mengutus seorang
rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah…(QS. An-Nisa/4: 64)
و ما
ءاتكم الرسول فخذوه و ما نهاكم عنه فانتهوا و اتقوا الله إن الله شديد العقاب
(الحشر: 7)
"Apa yang diberikan Rasul padamu maka
terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."
(QS. Al-Hasyr/59: 7)
تركت
فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما: كتاب الله و سنتى.
(رواه الحاكم)
"Aku tinggalkan kepada kamu sekalian
dua hal, kamu sekalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh
dengannya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku." (HR> Hakim)
C. MENGUCAPKAN SHALAWAT DAN SALAM (Akhlaq Terhadap Rasulullah)
إن
الله وملئكته يصلون على النبى , يأيها الذين امنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. (الأحزاب:
56)
"Sesungguhnya Allah dan
Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman
bershalawatlah kamu kepada Untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." (QS. Al-Ahzab/33; 56)
Kata "shalawat'' merupakan bentuk jamak dari "shalat"
yang berarti: "do'a," "istighfar," dan "rahmah."
Berdasarkan makna-makna yang tersebut, maka shalawat dari Allah SWT. bagi
Nabinya, berarti memberinya rahmat; shalawat para Malaikat berarti istighfar
(permohonan ampun); dan shalawat dari orang mukmin atas nabi berarti do'a dan
penghormatan.
Selain do'a dan
penghormatan bagi Nabi, kebaikan shalawat juga akan kembali kepada yang
mengucapkan.
إن
أولى الناس بى يوم القيامة أكثرهم على صلاة.
(رواه الترميذى)
"Sesungguhnya orang yang paling utama
kepadaku nanti pada Hari Kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat
kepadaku." (HR. Tirmidzi)
البخيل
من ذكرت عنده فلم يصل على (رواه
الترميذى و أحمد)
"Yang benar-benar orang pelit adalah
orang yang ketika namaku disebut di dekatnya dia tidak mengucapkan shalawat
kepadaku."
من صلى على مرة صلى الله عليه عشرا (رواه أحمد)
"Barangsiapa yang bershalawat kepadake
sekali, maka Allah akan bershalawat
kepadanya sepuluh kali."
Teks Shalawat dan Salam
1.
Dalam Shalat
السلام
عليك أيها النبى و رحمة الله و بركاته
"Semoga kesalamatan bagi engkau, wahai Nabi, serta rahmat
dan berkah Allah."
اللهم
صل على محمد و على ال محمد كما صليت على إبراهيم و على ال ابراخيم , و بارك على
محمد و على ال محمد كما باركت على إبراهيم إنك حميد مجيد.
"Ya Allah limpahkanlah rahmat-Mu
kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah melimpahkannya kepada
Ibrahim dan keluarganya. Dan berkahilah Muhammad dan keluarganaya sebagaimana
Engkau telah melimpahkannya kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha mulia.
2. Tatkala mendengar nama Nabi
disebut:
صلى الله
عليه و سلم
"Semoga Allah memberikan
shalawat dan salam kepada beliau."
اللهم صل و سلم و بارك عليه
"Ya Allah berilah shalawat
dan salam kepada beliau."
III.
AKHLAQ PRIBADI (Akhlaq Terhadap diri-sendiri)
1. Shidiq (jujur),
2. Amanah (dipercaya),
3. Istiqamah (konsisten dan konsekwen),
4. 'iffah (menjaga kehormatan
diri),
5. Mujahadah (mencurahkan segenap kemampuan),
6. Syaja'ah (keberanian),
7. Tawadhu (rendah hati),
8. Malu
9. Sabar
10. Pemaaf
A.
SHIDIQ
Shidiq (ash-shidqu) artinya
benar atau jujur, antonim dusta/bohong (al-kidzbu). Kejujuran
atau kebenaran dalam akhlaq meliputi: kebenaran hati (shidqul-qalbi), benar perkataan (shidqul-hadists), dan benar perbuatan (shidqul-'amal). Ketiganya
harus sama, antara hati, ucapan dan tindakan.
Allah berfirman:
يا
ايها الذين امنوا اتقوا الله و كونوا مع الصادقين. (التوبة:119)
"Hai orang-orang yang beriman
bertaqwalah kapada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang
benar." (QS. At-Taubah: 119)
Rasulullah SAW. bersabda:
"
Kamu sekalian harus bersikap jujur, karena
kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang
yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai yang
jujur (shiddiq). Dan jauhilah sifat bahong, karena kebohongan membawa kepada
kejahatan dan kelahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu bohong dan
mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai sebagai pembohong
(kadzdzab). (HR. Bukhari)
1. Bentuk-bentuk kejujuran, anara lain:
a.
Benar dalam
perkataan (shidqul-hadits)
ايات
المنافق ثلاث: إذا حدث كذب, و إذا وعد أخلف, و إذا ائتمن خان (متفق عليه)
"Tanda-tanda orang munafiq ada tiga:
jika berbicara, dusta; jika berjanji ingkar, dan jika diberi kepercayaan,
berkhianat." (HR. Muttafaqun 'Alaih)
b.
Benar dalam
pergaulan (shidqul mu'amalah)
Kejujuran
mendasari pergaulan hidup seorang mukmin. Dia menjauhi segala bentuk kepalsuan,
penipuan, apalagi penghianatan.
c.
Benar dalam
kemauan (shidqul-'azm)
Sebelum
melakukan suatu tindakan, seorang mukmin mempertimbangkannya lebih dahulu,
baik-buruknya, manfaat –madharatnya.
Apabila sudah yakin, dia akan melaksanakannya tanpa ragu-ragu.
... فإذاعزمت فتوكل على الله إن الله يحب
المتوكلين (ال عمران: 159)
"Dan apabila kamu telah bertekad, maka bertawakkalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya." (QS. Ali 'Imran/3: 159)
d.
Benar dalam
berjanji (shidqul-wa'd)
Menetapi
janji merupakan salah satu indicator orang yang bertaqwa (al-muttaqun).
dan orang-orang yang menepati
janjinya jika telah berjanji, (QS. Al-Baqarah/2: 177)
e.
Benar dalam
kenyataan/senyatanya.
Orang mukmin
menamnampilankan dirinya sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, tidak dibuat-buat, dan jauh dari kepalsuan.
Dusta
atau Bohong (lawan dari Siddiq/Jujur)
Dusta merupakan salah satu sifat yang sangat tercela. Seharusnya
seorang mukmin tidak memiliki sifat bohong. Nabi Muhammad SAW. bersabda:
أيكون المؤمن
جبانا؟ قال: نعم, قيل له: أيكون المؤمن بخيلا؟ قال: نعم, قيل له: أيكون المؤمن
كذابا؟ قال: لا (رواه مالك)
"Apakah ada orang mukmin ynag penakut?
Nabi bersabda: "Ada". Beliauu ditanya lagi: "Apakah ada orang
mukmin yang kikir?" Beliau bersabda: "Ada." Kemudian ditanya
lagi: "Apakah ada orang mukmin yang pembohong?" Beliau menjawab:
"Tidak." (HR. Malik)
2. Bentuk-bentuk Kebohongan:
a.
Khianat
adalah perbuatan tidak setia merupakan bentuk
kebohongan yang paling jelek. Jika sifat ini meluas dalam suatu
masyarakat, maka masyarakat tersebut
sedang menuju keruntuhann.
يا
أيهاىالذين ءامنوا لا تخونوا الله و الرسول و تخونوا أمنتكم و أنتم تعلمون (الأنفال:
27)
"Wahai orang-orang yang beriiman
janganlah kamu sekalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga)
jangan menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu.
b.
Ingkar janji
c.
Kesaksian
palsu
Salah satu
sifat 'ibadurrahman (hamba Allah yang akan mendapat
kasih-sayang-nya, ialah tidak memberikan kesaksian palsu.
و
الذين لايشهدون الزور (الفرقان: 72)
Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu." (QS.
Al-Furqan/25: 72)
Perkataan dan
sumpah palsu meruapakan salah satu dosa besar (kabair) :
...ألا وقول الزور و شهادة الزور...
Begitu juga
pekataan dan sumpah palsu (merupakan dosa-dosa besar)…
d.
Fitnah
Fitnah
adalah perkataan bohong dengan maksud menjelek-jelekkan atau tujuan tidak baik
lainnya.
e.
Gunjingan
(ghibah) membicara
keburukan orang atau sesuatu yang tidak disukainya dari belakang.
...و
لا يغتب بعضضكم بعضا...(الحجرات:
12)
Dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain…(QS.
Al-Hujurat/49:12)
B.
AMANAH (Akhlaq Pribadi-2)
Amanah artinya "dapat dipercaya" berasal dari verba "amuna-ya'munu
"yang berarti "jujur , dapat dipercaya"
Sifat amanah lahir dari kekuatan iman.
لاإيمان
لمن لا أمانة له, و لا دين لمن لا عهد له (رواه أحمد)
"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah (tidak
bisa dipercaya), dan tidak (sempurna) agama seseorang yang tidak menunaikan
janji." (HR> Ahmad)
Pengertian amanah secara sempit adalah memelihara titipan dan
mengembalikannya kepada pemiliknya dalam keadaan utuh. Pngertiannya secara luas
meliputi antara lain: menyimpan rahasia, melaksanakan tugas yang diberikan.
إنا عرضنا
الأمانة على السموت و الأ رض و الجبال فابين أن يحملنها وأشفقن منها و حملها
الإنسان , إنه كان ظلوما جهولا (الأحزاب: 72)
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanah langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS.
AL-Ahzab/33:72)
Bentu-bentuk
Amanah
1. Memelihara Titipan
Jika seorang muslim dititipi orang lain maka dia harus menjaga
barang titipan tersebut dengan baik dan mengembalikan kepada yang punya dalam
keadaan seperti sediakala.
إن
الله يأمركم أن تؤدوا الأمنت إلى أهلها (النساء: 58)
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisa/4:
58)
2. Menjaga Rahasia
Seorang muslim wajib menjaga rahasia, apakah rahasia pribadi,
keluarga, perusahaan, organisasi, atau lebih-lebih rahasia negara. Dia
memeliharanya agar tidak jatuh ke tangan orang yan tidak berhak mengetahhuinya.
إذا
حدث رجل بحديث ثم التفت فهو أمانة (رواه أبو داود)
"Apabila seseorang membicaraka sesuatu
kepada orang lain (sambil) menoleh kiri-kanan maka itulah amanah (yang harus
dijaga) (HR. Abu Daud)
3. Tidak Menyalahgunakan jabatan
Segala bentuk penyalahgunaan amanah baik untuk kepentingan
pribadi, keluarga, family, atau kelompoknya termasuk perbuatan melanggar
amanah.
من استعملناه على عمل فرزقناه رزقا,
فأخذ بعد ذلك فهو غلول (رواه أبو داود)
"Barang siapa yang kami pakai untuk
suatu pekerjaan (diangkat sebagai karyawan) dan kami beri upah menurut
semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari yang semestinya, maka itu namanya
ghulul (korupsi)." HR. Abu Daud).
4. Menunaikan kewajiban dengan baik
Semua amanah dan tugas dijalankan dengan sebai-baiknya karena dia
harus mempertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Semuanya akan dihitung dan
beri balasannya.
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره (7)
وممن يعمل مثقال ذرة شرا يره (8)
"Barang siapa yang berbuat baik sebarat
zarah pun, niscaya dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang melakukan
kejahatan sebarat zarah pun niscaya dia akan melihatnya. (QS. Zilzalah/99: 7-8)
C.
ISTIQAMAH (Akhlaq Pribadi-3)
Menurut asal usul kata, istiqamah
berasal dari istaqama-yastaqimu yang artinya tegak lurus. Menurut
istilah akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan
keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Perintah untuk beristiqamah terdapat di dalam
Al-Qur'an dan Sunnah. Antara lain:
Firman Allah:
فاستقم
كما أمرت و من تاب معك و لا تطغوا إنه بما تعملون بصير (هود: 112)
"Maka beristiqamahlah kamu pada jalan
yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat
apa yang kamu kerjakan. (QS. Hud/11: 112)
Nabi bersabda:
قل
أمنت بالله ثم استقم (رواه مسلم)
"Katakanlah: Saya beriman
kepada Allah, kemudian istiqamahlah! (HR. Muslim)
Ujian Keimanan
Setiap orang yang menyatakan dirinya beriman akan diuji oleh
Allah. Ujian tersebut tidak selalu dalam bentuk yang tidak menyenangkan
(musibah), tapi juga dalam dalam bentuknya yang menyenagkan (ni'mah).
أ حسب الناس أن يتركوا أن يقولوا
ءامنا و هم لا يفتنون (العنكبوت: 4)
"Apakah manusia mengira bahwa mereka
dibiarkan saja mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka tidak diuji?" (QS.
Al-Ankabut/29: 4)
Buah dari Istiqamah
Di antara buah dari istiqamah
disebutkan dalam surat Fushilat/41: 30-32:
1.
Dijauhkan dari rasa takut dan sedih yang tidak wajar atau tidak pada
tempatnya.
2. Akan di tempatkan di sorga dengan segala
kenikmatannya.
3. Akan dilindungi Allah SWT baik di dunia
maupun di akhirat.
D. SYAJA'AH (Akhlaq Pribadi-4)
Pengertian
Menurut
bahasa, syaja'ah berati "keberanian"
Keberanin merupakan sifat hati yang mantap dan percaya diri dalam
menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya. Keberanian yang dimaksud berlandaskan kebenaran dan pertimbangan yang
masak.
Bentuk-bentuk
Keberanian antara lain:
1.
Keberanian
menhadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah).
(QS. Al-Anfal: 15-16)
2.
Keberanian
menyatakan kebenaran sekalian di depan penguasa yang zalim.
أفضل الجهاد كلمة عدل عند سلطان جائر
(رواه أبو داود و لترميذى)
"Jihad yang paling utama
adalah memperjuangkan keadilan di depan penguasa yang zalim. (HR. Abu
Daud dan Tirmidzi)
3. Keberanian untuk mengendalikan diri ketika
marah sekalipun dia mampu melampiaskannya.
"Bukanlah yang dinamakan
pemberani itu yang kuat secara fisik, melainkan sesungguh nya pemberani itu
yang sanggup mengendalikan diri waktu marah. (HR. Muttafaq 'Alaih)
Sumber Keberanian
1.
Rasa takut
kepada Allah:
"Orang-orang menyampaikan risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya, dan mereka tidak merasa takut kepada seorangpun selain
Allah. Dan cukuplah Allah sebagi Pembuat Perhitungan." (QS. Al-Ahzab/33:
39)
2.
Lebih
mencintai akhirat dari pada dunia:
"Hai orang-orang yang beriman, apa
sebabnya jika dikatakan kepadamu:
"Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah", kamu merasa berat
dan memilih tinggal diam? Apakah kamu merasa puas dengan kehidupan di dunia
sebagai ganti kehidupan di akherat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) di akherat hanyalah sedikit". (QS.
At-Taubah/9: 38)
3.
Tidak takut
mati:
"Di manapun kamu berada, kematian akan
menemukan kamu, walaupun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh (banker)…
(QS. An-Nisa/4: 78)
4.
Tidak
menomorsatukan kekuatan materi, tetapi mengutamakan pertolongan Allah dengan bersabar.
"Betapa banyak terjadi golongan yang
kecil (sedikit) dapat mengalahkan golongan yang besar (banyak) atas izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS.Al-Baqarah/2: 249)
5.
Tawakkal dan
yakin adanya pertolongan Allah:
"Dan barang siapa bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya)…" (QS. Ath-Thalaq/65:
3)
E.
IFFAH (Akhlaq Pribadi-5)
Pengertian
Secara etimologis, iffah berasal dari bahasa Arab 'iffah yang
berarti "kesucian tubuh."
Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari
segala hal yang akan merendahkannya.
Kehormatan
timbul dari ketaatan kepada Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Bentuk-bentuk
'Iffah
1.
Menjaga
kehormatan diri dengan menghindari
perbuatan zina,
و لا تقربوا الزنى ، إنه كان فاحشة
وسآء سبيلا (الإسراء: 32)
"Dan janganlah kamu
mendekati zina; karena sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra'/17: 32)
2.
Menjaga
kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta, dengan berinfak atau bersedekah jepada
orang-orang berjuang di jalan Allah.
(Al-Baqarah/2: 273)
3.
Menjaga
kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan orang lain.
"Berikan jaminan kepadaku terhadap enam perkara, maka aku
akan menberi jaminan kalian masuk sorga. Yaitu, jujurlah bila kamu
berkata-kata, tepatilah bila kamu berjanji, tunaikanlah amanah kepada yang
berhak jika kamu diberi amanah, jagalah kemaluanmu, kendalikanlah pandanganmu,
dan tahanlah tanganmu (sehingga tidak menyakiti orang lain)." (HR. Ahmad
dan Ibn Hibban)
F.
MUJAHADAH (Akhlaq Pribadi-6)
Pengertian
Mujahadah berasal dari bahasa Arab yang artinya mencurahkan segala
kemampuan (jahada-yujahidu-mujahadah-jihad).
Dalam kajian akhlaq,
mujahadah diartikan sebagai mencurahkan segala kemampuan untuk mengatasi
hal-hal yang menghambat pendekatan diri kepada Allah SWT, baik yang bersifat
internal, maupun eksternal.
Hambatan internal bersumber dari jiwa yang mendorong kepada
keburukan (nafsu ammarah bis-su'). Sedangkan hambatan eksternal datang dari syaitan,
orang munafiq, orang kafir, dan para pelaku kemaksiatan dn
kemungkaran.
Kerja
keras dan perjuangan untuk melawan hambatan tersebut dinamakan mujahadah.
و الذين جاهدوا
فينا لنهدينهم سبلنا ، و إن الله لمع المحسنين (العنكبوت: 69)
"Dan orang-orang yang
mujahadah/berjuang untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-'Ankabut/29:
69)
Objek Mujahadah
1. Jiwa/nafsu yang selalu mendorong kepada
keburukan.
Firman Allah dalam Surat
Yusf/12: 53
...إن النفس لامارة بالسوء إلا ما رحم ربى ،
إن ربى غفور رحيم (يوسف: 53)
"…karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (QS. Yusuf/12: 53)
2. Godaan syetan.
QS. Al-Baqarah/2: 206
يأيها الذين أمنوا ادخلوا فى السلم كافة و لا تتبعوا خطوات الشيطان ،
إنه لكم عدو مبين (البقرة: 208)
"Hai orang-orang yang beriiman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syatan itu musuh yang nyata
bagimu." (QS. Al-Baqarah/2: 206)
3. Kecintaan kepada kehidupan dunia
yang berlebihan.
QS. At-Taubah/9: 38
"Hai orang-orang beriman, apakah sebabnya
apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan
Allah!", kamu merasa berat dan ingiin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia
sebagai pengganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) di akherat hanyalah sedikit." QS.
At-Taubah/9: 38)
4. Gangguan orang kafir dan
musyrik.
QS.
Al-Barah/2: 120
و لن ترضى عنك اليهود و لا النصارى حتى تتبع ملتهم ... (البقرة:
120)
"Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka…(QS. Al-Baqarah/2: 120)
يأيهاالنبى جاهد
الكفار و المنافقين واغلظ عليهم ، ومأواهم جهنم م بئس المصير (التوبة:
73)
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan)
orang-oarang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka ialah neraka jahanam. Dan itulah tempat kembali yang
seburu-buruknya." (QS. Taubah/9: 73)
G. MALU (Akhlaq Pribadi-7)
Malu
(al-haya') perasaan
sangat tidak enak hati (hina, rendah dsb) karena berbuat sesuatu yang tidak
baik atau yang rendah.
HADIS TENTANG MALU
إن لكل دين خلقا و خلق الإسلام الحياء (رواه
مالك)
"Setiap agama memiliki aran akhlaq,
dan akhlaq Islam adalah malu." (HR. Malik)
الحياء والإيمان قرناء جميعا ، فإذا رفع أحدهما رفع الأخر (رواه
الحاكم)
"Rasa malu dan iman berpadu menjadi
satu, jika salah satu diantara keduanya hilang maka hilang juga yang
lain." (HR. Hakim)
الحياء من الإيمان و الإيمان فى الجنة ، و البذاء من الجفاء والجفاء
فى النار (رواه الترميذ ى)
"Malu itu bagian dari iman, dan iman itu di dalam sorga.
Lidah yang keji termasuk kebengisan, dan kebegnisan itu dalam neraka)
KATEGORI MALU
1.
Malu
kepada Allah.
2.
Malu
terhadap diri sendiri.
3.
Malu
kepada orang lain.
Malu kepada Allah seharusnya menjadi dasar
dari dua malu yang lain. Karena Malu kepada Allah bersumber dari iman, bahwa
Allah SWT selalu melihat, mendengarkan dan mengawasi apa yang kita lakukan.
Jika rasa malu luntur
Rasa malu menjadi pengontrol (rem) bagi
manusia dari perbuatan yang tidak baik. Jika control tersebut hilang, orang
akan berbuat apa saja tanpa memperhatikan baik-buruknya.
إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى : "إذا لم تستح فاصنع
ما شئت (رواه البخارى)
" Di antara perkataan yang diketahui
orang berasal dari kenabian pertama ialah: "Jika kamu tidak lagi punya
rasa malu, lakukan sesuka hatimu." (HR. Bukhari)
H. TAWADHU' (Akhlaq Pribadi-8)
Pengertian
Di
dalam bahasa Indonesia, tawadhu' berarti rendah hati (bukan
rendah diri), lawan kata sombong.
Orang
yang tawadhu' tidak menganggap dirinya lebih (hebat, kaya, pandai, elok dan
sebagainya) dari orang lain, meskipun kenyataannya bisa demikian.
Rendah
hati bersumber dari kesadaran bahwa apa yang ada pada dirinya, harta, kekayaan,
ilmu, kedudukan dan lainnya berasal dari Allah.
Orang
yang sombong merasa dirinya lebih dari orang lain secara berlebihan. Boleh jadi
kenyataannya tidaklah demikian.
Orang
yang rendah diri adalah orang yang kehilangan kepercayaan kepada diri
sendiri, menganggap dirinya rendah dibanding orang lain.
Firman
Allah:
و عباد الرحمن
الذين يمشون على الأرض هونا (ألفرقان:
63)
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan hati…"
(QS. Al-Furqan/25: 63)
ما نقصت صدقة من مال، و ما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا، وما تواضع أحد
لله إلا رفغه الله (رواه مسلم)
"Harta tidak berkurang karena sedekah,
Allah tidak akan menambahkan kepada seorang hamba yang memberi maaf kecuali
memuliakannya, dan tidaklah seorang hamba yang tawadhu' karena Allah kecuali
diangkat (derajatnya)-nya." (HR. Muslim)
Takabbur (Kebalikan dari Tawadu)
Pengertian
Takabbur berasal dari bahasa Arab yang
berarti: "kesombongan, keangkuhan"
Orang yang sombong akan menolak kebaikan
atau kebenaran yang datang dari orang lain yang dianggapnya rendah.
Nabi bersabda:
الكبر بطر الحق و غمط الناس (رواه مسلم)
"Sombong
itu menolak kebenaran, dan melecehkan orang lain." (HR. Muslim)
لا يدخل
الجنة من كان فى قلبه مثقال ذرة من كبر (رواه مسلم)
"Tidak masuk
sorga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong meskipun hanya sebesar
zarrah." (HR. Mslim)
I.
SABAR (Akhlaq Pribadi-9)
Pengertian
Kata sabar berasal dari bahasa Arab
"shabr" yang artinya "menahan dan mengekang".
Menurut istlah, sabar berarti menahan diri dari segala sesuatau yang tidak disukai
karena mengharap ridha Allah.
Sabar tidak hanya terhadap hal-hal yang
sering disebut musibah, seperti sakit, kematian, kemiskinan, dan sebagainya,
tetapi juga terhadap hal-hal yang sering dipandang sebagai nikmat, seperti
harta kekayaan, kedudukan dan sebagainya.
Macam-macam sabar
1. Sabar meneriima cobaan hidup
"Dan sesungguhnya akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang ynag sabar.
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innaa
lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah/2: 155-157)
2. Sabar menahan hawa nahsu
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu menjadikan kamu lalai dari mengingat
Allah. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang
rugi." (QS. Al-Munafiqun/63: 9)
3.
Sabar
dalam mentaati Allah SWT
رب السموت و الأرض و ما بينهما فاعبده و اصطبر لعبدته ، هل تعلم له
سميا (مريم: 65)
"Tuhan langit dan bumi dan apa-apa
yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam
beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada orang yang sama dengan Dia?)
(QS. Maryam/19: 65)
4. Sabar dalam berdakwah
يبنى أقم
الصلوة وأمر بالمعروف و انه عن المنكر و هصبر على ما أصابك ، إن ذلك من عزم الأمور (لقمان:
17)
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman/31: 17)
Keutamaan Sabar disebutkan dalam Al-Qur'an
1. Sabar mempunyai kedudukan yang istimewa.
Hal tersebut antara lain dikaitkannya sifat sabar dengan keyakinan
(As-Sajdah/32: 24), dengan syukur (Ibrahim/14: 5), dengan tawakkal
(An-Nahl/:41-42), dan taqwa (Ali "imran/3: 15-17).
2. Orang-orang yang sabar akan
memperoleh tempat yang tinggi di dalam
sorga (Al-Furqan/25: 75).
3. Cara untuk memperoleh
pertolongan Allah (Al-Baqarah/2: 45 dan 153) dalam urusan dunia dan akherat.
J.
PEMAAF (Akhlaq Pribadi-10)
Kata "maaf " berasal dari bahasa Arab " 'afwun " yang berarti "kelebihan atau berlebih." Misalnya kata 'afwun dalam Surat Al-Baqarah ayat 219:
"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: "yang lebih dari keperluan."… (QS. Al-Baqarah/2:
219)
الْعَفْوَ kata afwa artinya maaf. Dalam tafsir Al Qur'an diartikan "yang lebih dari keperluan."
Sifat pemaaf merupakan salah satu perujudan dari taqwa kepada Allah SWT sebagai mana firman Allah dalam Surat Ali Imran/3: 133-134:
"133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Islam mengajarkan kepada umat Islam untuk dapat memaafkan
kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permintaan maaf dari yang bersalah.
IV.
AKHLAQ DALAM KELUARGA
1.
Birrul Walidain
2.
Akhlak Suami Isteri
3. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
4.
Silaturrahim
Dengan Karib Kerabat
A.
BIRRUL
WALIDAIN
Kata "birr"
berarti"kebajikan", dan "al-walidain" artinya
"dua-orang tua atau ibu bapak."
Berbakti kepada ibu bapak menempati kedudukan istimewa dalam
ajaran Islam. Terdapat ayat-aya
Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan haltersebut, antara lain:
"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra'/17: 23)
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, …" (QS.
An-Nisa/4: 36)
"Diriwayatkan dari Abi 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud ra,
dia berkata: "Aku bertanya kepada Nabi saw: Apa amalan yang paling disukai
oleh Allah SWT? Beliau menjawab; "Shalat tepat pada waktunya." Aku
bertanya lagi; Kemudia apa? Beliau menjawab: "Birrul walidain."
Kemudian aku bertanya lagi: seterunya apa lagi? Beliau menjawab: "jihad fi
sabililah." (HR. Muttfaq 'alaih)
رضى الله فى
رضى الوالد، و سخط الله فى سخط الوالد (رواه الترميذى)
"Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua, dan
kemarahan Allah ada pada kemarahan orang tua." (HR. Tirmidzi)
Bentuk-bentuk Birrul walidain antara
lain:
1.
Mengikuti
keinginan dan saran orang tua yang tidak bettentangan dengan ajaran Islam. (QS.
Luqman/31: 15)
" Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
2.
Menghormati
dan memuliakan dua orang tua dengan penuh kasih saying. (QS. Luqman/31: 14)
3.
Membantu dua
orang tua secara fisik dan meteriil.
4.
Mendo'akan
mereka.
5.
Apabila
mereka telah meninggal:
a.
Menyegerakan
pemakaman jenazahnya.
b.
Melunasi
hutanh-hutangnya.
c.
Melaksanakan
wasiatnya..
d.
Melestarikan
silaturahmi yang telah dibangun mereka.
e.
Menghormati
sahabat-sahabatnya.
f.
Mendoakan
mereka.
يا رسول الله ، هل بقى من بر أبوى شئ أبرهما بعد موتهما؟
قال : نعم ، الصلاة عليهما و الاستغفار لهما و إنفاذ عهدهما من بعدهما و صلة الرحم
التى لا توصل إلا بهما و إكرام صديقهما (رواه أبو داود)
"Ya Rasulallah, adakah sesuatu keebaikan yang masih dapat
saya kerjakan untuk ibu bapak saya setelah keduanya meninggal dunia? Rasulullah
menjawab: "Ada, yaitu: Menshalatkan jenazahnya, memintakan ampun baginya,
menunaikan janjinya, meneruskan silaturahimnya dan memuliakan sahabatnya. (HR.
Bukhari)."
'Uququl
walidain (durhaka kepada dua orang tua)
Durhaka
kepada dua orang tua merupakan salah satu dosa besar setelah menyekutukan Allah
الكبائر : الإشراك با الله ، و عقوق الوالدين و
قتل النفس و اليمين الغموس (رواه البخارى)
"Dosa-dosa besar adalah: mempersekutukan Allah, durhaka
kepada kedua orang tua, membunuh orang, dan sumpah palsu." (HR. Bukhari)
B.
AKHLAK SUAMI ISTERI
Tujuan
Perkawinan dalam Islam membangun keluarga yang tenteram, bahagia, sejahtera
lahir dan batin. Allah berfirman dalam Surat Ar-Run/30, ayat: 21
"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir."
Kriteria Memilih
Pasangan
تنكح المرأة لأربع : لمالها و لحسبها و لجمالها و
لدينها ، فاظفر بذات الدين تربت يداك (رواه البخارى و مسلم و ابوداود)
"Seorang wanita dinikahi berdasarkan
empat pertimbangan: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Peganglah
yang memiliki agama niscaya kedua tanganmu tidak akan terlepas (akan mendapat
keberuntuungan)." (HR. Bukhari, Muslim dan Abu daud)
Ada beberapa kriteria untuk memilih calon
isteri atau suami: kecantikan atau kegagahan, harta, keturunan, dan agamanya.
Kriteria agama merupakan yang terpenting. Yang dimaksud agama dalam konteks ini
adalah komitmen atau keseungguhannya dalam melaksanakan agama.
Hak-hak Bersama Suami Isteri
1. Hak saling mencintai.
"Dan bergaullah dengan
mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa/4: 19)
2.
Hak saling mewarisi. Suami
wewarisi isteri, dan isteri mewarisi suami. Hubungan saling mewaris hanya berlaku
dalam perkawinan yang sah.
"Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari
harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.
jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan)
seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para
isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika
seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah
dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu
saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)
syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Penyantun. (QS. An-Nisa/4: 12)
3. Hak nasab
anak yang dilahirkan dalam perkawinan adalah anak berdua.
Dalam Islam, seorang anak dinisbahkan kepada
bapaknya. Anak perempuan yang telah nikahpun dinisbahkan kepada bapaknya, bukan
kepada suaminya.
Hak dan Kewajiban Suami-Isteri
Hak adalah apa-apa yang diterima oleh
seseorang dari orang lain. Kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang
terhadap orang lain. Kewajiban suami merupakan hak bagi isteri, Kewajiban
isteri merupakan hak suami.
"…Dan Para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan
tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya…" (QS.
Al-Baqarah/2: 228)
Hak dan kedudukan isteri semisal atau
seimbang dengan hak dan kedudkan suami. Meskipun demikian, suami mempunyai
kedudukan setingkat lebih tinggi, yaitu sebagai kepala rumahtangga.
Kewajiban suami Kepada Isteri
1. Memberi Nafkah
Nafkah adalah menyediakan keperluan isteri
berupa makana, minuman, pakaian, rumah dan lainnya.
2. Bergaul
dengan isteri dengan cara yang baik (ihsanul-mu'asyarah).
"Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An-Nisa/4: 19)
3.
Membimbing dan mendidik
keagamaan isteri. Seorang suami adalah pemimpin rumah tangga. Ia bertanggung
jawab di hadapan Allah untuk mendidik dan mengajar isterinya agar menjadi
wanita yang shalihah.
Kewajiban Isteri kepada
Suami
1.
Patuh kepada suami selama
tidak dibawa kepada kemaksiatan.
2.
Bergaul dengan suami dengan
cara yang baik (makruf).
3.
Menjaga dirinya, dan harta
suaminya jika suami tidak berada di rumah.
C. TANGGUNG
JAWAB ORANG TUA TERHADAP ANAK
Anak adalah amanah Allah
yang harus dipertanggungjawabkan setiap orang, tempat mencurahkan kasih-sayang,
dan tabungan akhirat. Oleh sebab itu dia berkewajiban untuk membesarkan,
memelihara, merawat, dan mendidik putra-purinya dengan sebaik-baiknya.
Hubungan orang tuan dan anak secara garis
besar dapat diklasifikasi kedalam tiga hal pokok:
1.
Hubungan Tanggung Jawab
Anak adalah milik dan
amanah Allah yang dipercayakan kepada orang tuanya. Orang tua bertanggungjawab
atas kebutuhan jasmaniah dan rohaniah anak-anaknya agar tumbuh menjadi orang
mukmin yang saleh.
2.
Hubungan Kasih Sayang
Setiap keluarga mendambakan
kehadiran anak, tempat mencurahkan kasih sayang.
"Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan." (QS. Al-Kahfi/19; 46)
3.
Hubungan
Masa Depan
Anak adalah
investasi akhirat orang tuanya. Anak yang saleh akan mengalirkan pahala kepada
kedua orang tuanya.
إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة :
صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له (رواه مسلم)
"Jika seorang manusia meninggal dunia putuslah (pahala)
amalannya kecuali salay satu dari tiga hal: shadaqah jariah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak saleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim)
Anak Dalam
Al-Qur'an
1.
Anak Sebagai
Perhiasan hidup Dunia
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً
-٤٦-
"Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan." (QS. Al-Kahfi/18: 46)
2. Anak Sebagai
Ujian
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ
فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ -٢٨-
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar."
(QS. Al-Anfal/8: 28)
3. Anak sebagai
Musush
"Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di
antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (At-Taghabun/64: 14)
4.
Anak sebagai
Cahaya Mata (qurrata a'yun)
"Dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan/28: 74)
D.
SILATURRAHIM
DENGAN KARIB KERABAT
Silaturahim berasal dari bahasa Arab shillah
yang berarti "hubungan, jalinan," dan rahim yang artinya
"peranakan". Dalam bahasa Indonesi, silaturahim, atau silaturahmi,
berarti menjalin tali persaudaraan.
Keluaga dalam konsep Islam adalah, extended
family yang tidak hanya terdiri dari suami, isteri, dan anak(nuclear
family/keluarga inti), tapi juga mencakup ke atas: kakek dan nenek, ke bawah:
cucu-cicit, ke samping kakak, adik, keponakan, sepupu dan sebagainya.
Setiap muslim berkewajiban untuk bersikap baik terhadap karib
kerabatnya, menjaga hubungan di antara mereka.
"Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa/4:1)
Bentuk-bentuk
Silaturrahim
1. Berbuat baik (ihsan)
terutama memberikan bantuan materiil untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisa/4: 36)
الصدقة على المسكين صدقة و على ذى الرحم ثنتان:
صدقة و صلة (رواه
الترميذى)
"Sedekah kepada
orang miskin bernilai satu yaitu sedekah. Sedangkan sedekah kepada karib
kerabat bernilai dua: yaitu sedekah dan silaturrahim." (HR. Tirmidzi)
2.
Memelihara dan meningkatkan
kasih sayang, saling hormat dan menghormati, kunjung-mengunjungi, membantu dan
kerjasama.
تعلموا من أنسابكم ما تصلوا به احامكم فإن صلة
الرحم محبة فى الأهل مثرأة فى المال منسأة فآ الأثر (رواه الترميذى)
"Pelajarilah
silsilah keluarga yang akan menghubungkan tali kasihmu, karena sesungguhnya
silaturrahim itu melahirkan kasih sayang pada keluarga, kemudahan memperoleh
harta dan panjang umur." (HR. Tirmidzi)
V.
AKHLAQ
BERMASYARAKAT
A.
BERTAMU DAN
MENERIMA TAMU
Bertamu
Islam
mengajarkan agar sebelum bertamu atau memasuki rumah seseorang, terlebih dahulu
meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya.
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qè=äzô‰s? $·?qã‹ç/ uŽöxî öNà6Ï?qã‹ç/ 4_®Lym (#qÝ¡ÎSù'tGó¡n@ (#qßJÏk=|¡è@ur #’n?tã $ygÎ=÷dr& 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 öNä3ª=yès9 šcrã©.x‹s? ÇËÐÈ
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nur/24: 27)
Jika sang
penghuni sedang tidak di rumah, atau tidak bersedia menerima tamu, maka tamu
tidak diperbolehkan mendesak, atau memaksakan keinginannya untuk bertamu.
bÎ*sù óO©9 (#r߉ÅgrB !$ygŠÏù #Y‰ymr& Ÿxsù $ydqè=äzô‰s? 4Ó®Lym šcsŒ÷sムö/ä3s9 ( bÎ)ur Ÿ@ŠÏ% ãNä3s9 (#qãèÅ_ö‘$# (#qãèÅ_ö‘$$sù ( uqèd 4’s1ø—r& öNä3s9 4 ª!$#ur $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ÒOŠÎ=tæ ÇËÑÈ
"jika
kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum
kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka
hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan." QS. An-Nur/24: 28)
Menerima
Tamu
Menerima dan
memuliakan tamu dalam Islam dipandang sebagai perbuatan mulia, dan
dianjurkan. Oleh Nabi Muhammad SAW
memuliakan tamu dijadikan salah satu tugas seorang mukmin.
من كان يؤمن با الله و اليوم الآخر فليقل خيرا أو
ليصمت، و من كان يؤمن با الله و اليوم الآخر فليكرم جاره، و من كان يؤمن بالله و
اليوم الآخر فليكرم ضيفه (رواه البخارى و مسلم)
"Barang sapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allad dan
Hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. (Hr. bukhari
dan Muslim)
B.
HUBUNGAN
BAIK DENGAN TETANGGA
Tetangga
adalah pihak terdekat setelah anggota keluarga sendiri. Merekalah yang
diharapkan lebih dahulu memberpertolongan atau bantuan ketika memerlukan.
Misalnya ketika kita mengadakan hajatan, atau menitipkan rumah.
"Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman
sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," QS. An-Nisa/4: 36)
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan
tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan
Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang
bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui
ibu bapaknya.
من كان يؤمن با الله و اليوم الآخر فليقل خيرا أو
ليصمت، و من كان يؤمن با الله و اليوم الآخر فليكرم جاره، و من كان يؤمن بالله و
اليوم الآخر فليكرم ضيفه (رواه البخارى و مسلم)
"Barang sapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allad dan
Hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. (Hr. bukhari
dan Muslim)
لايدخل الجنة من لا يأمن جاره بوائقه (مسلم)
"Tidak masuk sorga orang yang tetangganya tidak aman dari
keburukannya." (HR. Muslim)
C.
HUBUNGAN
BAIK DENGAN MASYARAKAT
Bermasyarakat
merupakan salah satu fitrah manusia. Allah berfirman:
$pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
"Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
Kewajiban
Sosial Sesama Muslim:
حق الملس على المسلم خمس: رد السلام، و عيادة
المريض، واتباع الجنائز ، و إجابة الدعوة ، و تشميط العاطش. (رواه الخمسة)
"Kewajiban seorang Muslim atas Muslim lainnya ada lima:
menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengiring jenazah, memenuhi uundangan,
dan menjawab orang yang bersin." (HR. Khamsah)
1.
Mengucapkan
dan menjawab salam.
2.
Mengunjungi
orang sakit.
3.
Mengiring
jenazah.
4.
Menjawab/mengabulkan
undangan.
5.
Menyahut orang yang bersin.
TOLERANSI
DALAM KEBERAGAMAAN
Membina
hubungan baik dengan non muslim juga dianjurkan oleh Islam. Akan tetapi ada
larangan dalam hal-hal tertentu, anatar lain:
1.
Mengikuti
upacara, atau peribadatan mereka.
2.
Mengurus
jenazah mereka secara Islam.
3.
Mendo'akan
mereka untuk mendapat rahmat Allah. (Adanya larangan menggunakan/ mengucapkan
salam Islam, "Assalamu'alaikum warahmatullahi…" , tapi diganti dengan
ucapan lain/sapaan lain.)
Islam
mengajarkan kaum muslimin bersikap toleran kepada non Muslim, yakni menghormati
agama dan keyakinan mereka, dan tidak memaksakan keyakinan kita kepada mereka,
atau sebaliknya.
ö/ä3s9 ö/ä3ãYƒÏŠ u’Í<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ
"Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku."